Lombok Timur, NTB, (ANTARA) - Investor Swedia tertarik untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di kawasan Tanjung Ringgit, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
"Investor Swedia itu sudah melihat langsung kawasan Tanjung Ringgit. Melihat adanya potensi besar, investor itu terpikat untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi kawasan wisata lingkungan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lombok Timur, Syamsuhaidi, di Lombok Timur (17/3).
Ia mengatakan, investor itu menginginkan agar Tanjung Ringgit menjadi sebuah kawasan wisata yang hampir sama dengan salah satu kota di Swedia, yaitu Kota Scotland.
Investor itu sudah menemui Bupati Lombok Timur, H. M. Sukiman Azmy, untuk menyampaikan keseriusan untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di bagian selatan Lombok Timur.
Ketika bertemu langsung dengan bupati, tambah Syamsuhaidi, investor itu juga membawa lima belas tenaga ahli yang siap dilibatkan untuk merancang Tanjung Ringgit sebuah kawasan wisata yang menguntungkan.
"Para pakar yang hadir itu antara lain, dari Community Planning Company, Jhon Thompson, ahli perencana bangunan terkenal tingkat dunia. Selain itu, ahli fengsui atau ahli ramal juga turut dihadirkan. Dia diminta meramalkan kapan kepastian mulainya pembangunan," ujarnya.
Ia mengatakan, rencana investor Swedia itu tidak seperti investor asal Timur Tengah, PT Emaar Properties yang akan membangun kawasan Lombok Tengah Bagian selatan. Pasalnya, investor Swedia ini sudah terlihat keseriusannya.
Di beberapa majalah internasional sudah ada sponsor pengembangan kawasan ini, sehingga keseriusannya tidak diragukan," ujar Syamsuhaidi sambil menunjukkan majalah tersebut di laptopnya.
Karena bersifat "eco tourism", kata dia, pembangunan kawasan Tanjung Ringgit itu terbebas dari pengaruh kerusakan lingkungan. Fasilitas-fasilitas yang dibangun mengedepankan kelestarian lingkungan.
Tembok bangunan yang dirancang tidak dari bahan beton, kecuali kamar mandinya. Dengan demikian, keasrian kawasan Tanjung Ringgit tetap terjaga.
"Pengembangannya masih proses perencanaan. Soal nilai investasinya, kami beum mengetahui secara pasti nominalnya. Tapi diperkirakan mencapai triliunan. rupiah," ujarnya. (*)