Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Seorang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya yang terpapar COVID-19, Rusmiati Skep (50), meninggal dunia saat menjalani isolasi di RSU Provinsi NTB, Sabtu (21/8) malam.
Humas Satgas COVID-19 RSUD Praya dr Yuda Permana, Minggu, mengatakan, almarhumah yang merupakan kepala ruangan RSUD Praya mulai menjalani isolasi pada 19 Agustus setelah diagnosa utama terkonfirmasi Positif COVID-19.
Selanjutnya almarhumah meninggal pada tanggal 21 Agustus pukul 19.30 WITA.
"Ini adalah gugurnya nakes yang ketiga di Lombok Tengah," ujarnya.
Dengan adanya duka tersebut dirinya atas nama Satgas Penanganan COVID-19 RSUD Praya dan atas nama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Nakes RSUD Praya yang kedua karena terpapar COVID-19.
"Di mata kami pribadi, almarhumah adalah perawat terbaik, dia seorang kepala ruangan dari ruang perawatan di RSUD Praya yang penuh dedikasi dan profesional dalam menjalankan tugas-tugasnya," ujarnya.
Dikatakan, RSUD Praya merasa sangat kehilangan dan terpukul atas kematian Nakes karena terpapar COVID-19. Pihaknya menyadari bahwa memang ini adalah risiko terberat yang harus ditanggung sebagai Nakes di era pandemi COVID-19.
"Dari awal pandemi sampai dengan saat ini, total ada dua nakes RSUD Praya yang meninggal dunia karena terpapar COVID-19," jelasnya.
Menurutnya, tenaga kesehatan memiliki resiko tinggi terpapar COVID-19 yang berujung dengan kematian, karena berkecimpung langsung dalam merawat pasien COVID-19.
Untuk itu pihaknya harus lebih berhati-hati lagi dalam rangka menghindari risiko paparan salah satunya adalah memperketat pemakaian APD yang baik dan benar.
"Kita tidak boleh lupa, karena APD adalah perlindungan diri yang terbaik dalam rangka mencegah paparan virus dari pasien pasien atau dari orang-orang yang kami rawat," katanya.
dr Yuda menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah yang telah menyiapkan santunan kematian untuk nakes yang akan diterima ahli waris dengan jumlah yang lumayan cukup besar yakni Rp300 juta, dan ada insentif nakes terakhir adalah pemberian vaksin moderna kepada nakes.
"Itu adalah bukti penghargaan kepada kami yang berkecimpung langsung dalam perawatan pasien COVID-19," ujarnya.
Ia berharap kepada Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Lombok Tengah terus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan karena gugurnya nakes akan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan.
"Yang bisa mencegah gugurnya nakes, yakni dengan memperketat protokol kesehatan, meningkatkan tracing, testing harus terus diperkuat," katanya.