Wali kota meminta satpol tertibkan siswa berkerumun saat pulang sekolah

id covid,pelajar,mataram

Wali kota meminta satpol tertibkan siswa berkerumun saat pulang sekolah

Ilustrasi - Sejumlah siswa MTsN 1 Mataram menunggu jemputan di depan sekolah mereka di Jalan Pembangunan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/9/2021) (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram Mohan Roliskana meminta Satuan Polisi Pamong Praja melakukan pengawasan dan penertiban terhadap pelajar saat pulang sekolah guna menghindari terjadinya kerumunan yang berpotensi keributan, tawuran, dan penularan COVID-19.

"Mulai kemarin (8/9), saya sudah menginstruksikan Satpol PP bersama Dinas Perhubungan dan BPBD, aktif turun patroli saat jam pulang sekolah dan menertibkan siswa yang berpotensi menimbulkan kerumunan," katanya di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis.

Hal itu disampaikan dia menyikapi terjadinya tawuran antarpelajar di Kabupaten Lombok Tengah, beberapa hari lalu yang salah satunya dipicu kumpul-kumpul biasa mereka.

Oleh karena itu, lanjut dia, setelah jam pelajaran habis, siswa sebaiknya langsung pulang, tidak lagi kumpul-kumpul atau nongkrong di satu tempat tertentu.

Ia juga meminta pihak sekolah terus mengingatkan siswa, supaya setelah jam pelajaran langsung pulang ke rumah masing-masing.

"Bagi orang tua yang menjemput putra/putrinya, kita harapkan juga bisa menjemput tepat waktu sehingga anak-anak tidak ke sana ke mari sebab hal itu juga bisa berpotensi menjadi wadah penyebaran COVID-19," katanya.

Menyinggung tentang evaluasi pembelajaran tatap muka terbatas (PTM) di Kota Mataram, ia menilai penerapan protokol kesehatan (prokes) di sekolah sudah baik.

"Alhamdulillah sampai saat ini belum ada yang terpapar COVID-19 baik dari guru maupun siswa selama proses pembelajaran tatap muka. Bahkan anak-anak sudah mulai bersosialisasi dan berinteraksi sesuai prokes," katanya.

Selain itu, selama masa belajar dalam jaringan (daring) para orang tua dapat menjadi guru di rumah.

"Selain itu, dengan dimulainya kembali belajar di sekolah, bisa mengurangi pengeluaran untuk pembelian kuota bagi orang tua siswa," katanya.