PUPR Mataram gencarkan normalisasi sungai cegah dampak musim hujan

id saluran,normalisasi,sungai

PUPR Mataram gencarkan normalisasi sungai cegah dampak musim hujan

Petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan normalisasi di Sungai Jangkuk, Kelurahan Dasan Agung, sebagai langkah antisipasi dampak musim hujan. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengencarkan kegiatan normalisasi sungai dan saluran sebagai langkah pencegahan dampak musim hujan baik berupa banjir, genangan maupun luapan air ke rumah penduduk.

Kepala Dinas PUPR Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Jumat, mengatakan normalisasi sungai dan saluran dilakukan pada sejumlah titik untuk mengatasi pendangkalan sungai dan saluran akibat sedimen dan sampah.
 
"Untuk normalisasi sungai kita gunakan alat berat, sedangkan untuk saluran
dilakukan secara manual dengan melibatkan puluhan pekerja harian lepas," katanya.

Menurutnya, sungai yang sudah dilakukan normalisasi antara lain, Sungai Jangkuk, Unus dan Sungai Ancar.

Sementara untuk saluran antara lain sudah dilakukan di Lingkungan Karang Sukun, Jalan Industri, Komplek Perumahan Kopajali, Pejeruk, Monjok, Turida, Sayang-Sayang, Komplek Perumahan Kekalik, Cakranegara, Pengempel Indah, Bertais, Jalan Koperasi, Taman Kapitan Ampenan dan lainnya.

"Kami masih terus berupaya menyisir lokasi-lokasi yang lain secara bergilir sesuai penjadwalan mengingat segala keterbatasan terutama armada," katanya.

Lebih jauh Miftahurrahman mengatakan, untuk melakukan normalisasi sungai dan saluran, pihaknya menurunkan 270 personel pasukan biru terbagi tersebar dienam kecamatan dan menangani sekitar 300 kilometer saluran, belum termasuk sungai.

"Petugas kami ini, secara rutin setiap hari melakukan normalisasi mengangkut sampah dan sedimen baik di saluran maupun di sungai," katanya.

Menurutnya, masalah yang dihadapi saat ini adalah banyaknya saluran yang dimanfaatkan untuk membuang sampah, sehingga itu menjadi kerja ekstra yang harus dilakukan.

"Kebanyakan yang kami angkat sekarang ini sampah di saluran dan sungai. Haparan kita ke depan masyarakat bisa mengubah kebiasaan mereka karena bisa berdampak banjir bahkan luapan air ke rumah penduduk sekitar," katanya.