Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan konsep desain Pasar Kebon Roek yang akan dipindah ke kawasan Kebon Talo agar lebih representatif, tertata, rapi, aman dan tidak mengganggu arus lalu lintas.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Kamis, mengatakan, tahun ini pembangunan Pasar Kebon Roek disiapkan anggaran hampir Rp100 juta untuk revisi desain pasar yang sudah ada pada tahun 2017.
"Desain yang dibuat tahun 2017, perlu disesuaikan dengan standar harga dan bentuk pasar di areal di Kebon Talo. Tujuannya agar tidak melanggar tata ruang wilayah sebab di kawasan itu kini ada ruang terbuka hijau (RTH)," kata Uun.
Sementara untuk anggaran pembangunannya, kata Uun, akan diusulkan proposal tahun 2023 sebesar Rp125 miliar ke Kementerian Perdagangan. Dari anggaran itu, sekitar Rp5 miliar untuk pematangan lahan dan sisanya pembangunan fisik.
"Anggaran Pembangunan Pasar Kebon Roek relatif besar karena kita akan bangun seperti pasar induk yang megah bahkan bisa menjadi pasar wisata," katanya.
Menurutnya, dalam konsep pembangunan Pasar Kebon Roek akan dibangun satu lantai dengan pertimbangan agar los pasar bisa termanfaatkan secara optimal.
Tidak seperti bangunan yang sekarang berlantai dua, namun yang termanfaatkan hanya lantai santu bahkan hingga ke lahan parkir dan bahu jalan.
Akibatnya, pasar tersebut terlihat semrawut dan kerap menimbulkan kemacetan arus lalulintas.
Sementara jalan Pasar Kebon Roek merupakan jalan utama menuju objek wisata Senggigi, karenanya Pasar Kebon Roek juga sering dikunjungi wisatawan yang ingin berbelanja atau melihat pasar tradisional.
"Kondisi itulah yang menjadi pemicu kita untuk segera merelokasi Pasar Kebon Roek agar kondisinya lebih tertata, rapi, aman dan tidak mengganggu arus lalu lintas," ujarnya.
Untuk membangun Pasar Kebon Roek, pemerintah kota telah menyiapkan lahan sekitar satu hektare lebih, karena pasar tersebut akan dilengkapi dengan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
"Tujuannya, agar sampah pasar bisa dikelola langsung secara mandiri dan yang dibuang ke TPA hanya sisa-sisa sampah yang tidak dapat diolah," katanya.