Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menerapkan layanan telemedis bagi pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri agar pasien bisa berkonsultasi terhadap kondisi perkembangan kesehatannya selama isolasi.
"Sistem layanan telemedis bagi pasien isolasi mandiri ini juga memudahkan petugas kesehatan melakukan pengawasan serta penanganan kesehatan pasien," kata Asisten I Bidang Administasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Senin.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi data Dinas Kesehatan Kota Mataram, yang mencatat mulai 1 Januari-13 Februari 2022, kasus COVID-19 di Kota Mataram mencapai angka 1.158 kasus.
Dari jumlah itu tercatat kasus positif COVID-19 yang masih aktif tercatat 1.053 namun 90 persen atau 989 orang melakukan isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan.
Sementara 57 pasien dirawat pada sejumlah rumah sakit karena memiliki penyakit penyerta. Sedangkan, 97 orang dinyatakan sembuh, dan lima orang diantaranya meninggal dunia.
Menurutnya, pasien COVID-19 yang terkonfirmasi terpapar dengan gejala ringan dan sedang diberikan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing sesuai hasil penilaian tim dari puskesmas di wilayahnya.
"Tim dari puskesmas inilah yang akan bertanggung jawab terhadap perkembangan kondisi kesehatan pasien yang isolasi mandiri dengan memberikan layanan atau konsultasi kesehatan jarak jauh," katanya.
Sedangkan terkait dengan kebutuhan untuk pembukaan isolasi terpusat sebagai langkah antisipasi penularan lokal, Martawang mengatakan, hal itu menjadi atensi pemerintah kota.
"Pembukaan isolasi terpusat menjadi atensi kita, dan itu akan kita buka setelah ada Inmendagri terkait penetapan level PPKM Kota Mataram," katanya.
Martawang menambahkan, lokasi untuk isolasi terpusat yang memungkinkan saat ini adalah di Wisma Nusatara, sebab untuk membuka isolasi di hotel saat ini tidak memungkinakan apalagi menjelang MotoGP.