Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan pembelajaran tatap muka penuh telah kembali diterapkan setelah sebelumnya jam belajar sempat dikurangi sebagai dampak peningkatan kasus COVID-19.
"Allhamdulilah untuk belajar tatap muka penuh masih berjalan," kata Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah, H Muliawan di Praya, Rabu.
Ia mengatakan, penambahan kasus COVID-19 di Lombok Tengah telah menurun drastis, bahkan informasi sudah tidak ada pasien positif yang dirawat. Sehingga pihaknya kembali melakukan pembelajaran tatap muka penuh untuk meningkatkan kualitas pendidikan dampak pandemi COVID-19.
"Kita berharap dengan normalnya kegiatan belajar ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Lombok Tengah," katanya.
Selama kegiatan belajar dibuka sejak awal Januari 2022 sampai saat ini belum ada kasus peserta didik yang terpapar COVID-19. Namun, pihaknya tetap menekankan kepada pihak sekolah untuk tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
"Protokol kesehatan tetap menjadi perhatian, supaya pandemi ini cepat tuntas," katanya.
Ia mengatakan, proses pembelajaran saat ini dalam tahap Penilaian Tengah Semester (PTS) di beberapa sekolah untuk menilai kemampuan siswa dalam proses belajar yang telah diterapkan, baik secara langsung maupun daring.
"Ini untuk mengukur kemampuan siswa dan kesiapan melaksanakan ujian semester genap," katanya.
Berita Terkait
National retail industry has recovered from COVID-19 effects: Minister
Kamis, 2 Mei 2024 17:15
TTS akibat vaksin AstraZeneca sangat langka
Rabu, 1 Mei 2024 19:43
CKPN sebut Cadangan kerugian perbankan per Februari bisa tutup kredit macet
Rabu, 3 April 2024 6:26
OJK mengumumkan restrukturisasi kredit COVID-19 berakhir
Minggu, 31 Maret 2024 19:39
Stimulus restrukturisasi kredit COVID-19 capai Rp830,2 triliun
Minggu, 31 Maret 2024 19:30
OJK akhiri restrukturisasi kredit
Minggu, 31 Maret 2024 18:47
Mantan Presiden Jair Bolsonaro dituduh palsukan data vaksinasi COVID
Rabu, 20 Maret 2024 8:04
COVID-19 pandemic provideslesson to anticipate unknown viruses
Senin, 4 Maret 2024 5:40