Vaksinasi anak ikuti jadwal ujian sekolah

id Covid Mataram, vaksinasi pelajar sd

Vaksinasi anak ikuti jadwal ujian sekolah

Ilustrasi - Kegiatan vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, layanan vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun sampai sekarang tetap dilaksanakan dan mengikuti jadwal ujian sekolah.

"Artinya, saat ujian sekolah berlangsung kegiatan vaksinasi kita hentikan sementara dan lanjut lagi setelah ujian selesai," Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Jumat.

Pernyataan itu disampaikan Usman menanggapi tidak ada kegiatan vaksinasi anak di sejumlah sekolah beberapa pekan terakhir ini.

Menurutnya, kebijakan pemerintah membebaskan tes usap PCR dan antigen COVID-19 bagi pelaku perjalanan domestik, memicu kegiatan vaksinasi COVID-19 dosis kedua untuk anak usia 6-11 tahun terus digencarkan.

Hal itu sebagai upaya merangsang kekebalan tubuh anak sehingga harus terus dioptimalkan. Selain itu, pembebasan PCR itu mensyaratkan pelaku perjalanan domestik harus dua kali vaksin.

"Karena itulah, tim kami jalan terus ke sekolah-sekolah sesuai dengan jadwal yang telah dibuat," katanya.

Berdasarkan data cakupan vaksinasi COVID-19 dari Dinas Kesehatan NTB, tanggal 17 Maret 2022, tercatat cakupan dosis pertama anak 6-11 tahun di Mataram sebesar 63,46 persen sedangkan dosis kedua 45,51 persen dari target sasaran 46.655 anak.

Terkait dengan itu, lanjutnya, Dinkes melalui 11 puskesmas bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, terus melakukan pendataan terhadap siswa yang belum melakukan vaksin dosis kedua termasuk dosis pertama.

"Untuk jadwal layanan ke sekolah, dibuat bersama pihak sekolah agar bisa disesuaikan dengan jadwal kegiatan belajar mengajar termasuk ujian sekolah," katanya.

Dalam layanan vaksinasi di sekolah, kata Usman, setiap hari melibatkan tim medis dari 11 Puskesmas di wilayah masing-masing.

Satu tim medis, beranggotakan enam orang terdiri atas vaksinator, perawat petugas skrining dan petugas teknis yang meng-input data siswa yang sudah divaksin.

"Untuk stok vaksin sejauh ini tidak ada masalah, karena stok vaksin kita sudah aman," ujarnya.