Layanan vaksinasi anak saat puasa tergantung sekolah

id vaksin,anak,mataram,Dinkes Mataram,Layanan vaksinasi anak,Layanan vaksinasi anak saat puasa,Layanan vaksinasi anak terga

Layanan vaksinasi anak saat puasa tergantung sekolah

Ilustrasi: seorang anak mendapat vaksinasi COVID-19 pada kegiatan vaksinasi massal di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, layanan vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun saat bulan puasa tergantung permintaan sekolah.

"Kalau anak-anak dan sekolah bersedia, tim kami siap turun," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, layanan vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun, sampai saat ini memang masih tetap berlangsung pada sejumlah sekolah yang siswanya belum melakukan vaksinasi dosis kedua.

Apalagi, kebijakan pemerintah membebaskan tes usap PCR dan antigen COVID-19 bagi pelaku perjalanan domestik, dan vaksin booster sebagai syarat mudik, maka vaksinasi COVID-19 dosis kedua untuk anak usia 6-11 tahun juga harus digencarkan.

"Siapa tahu anak-anak ini akan ikut mudik lebaran juga bersama orang tua atau keluarganya," katanya.

Berdasarkan data cakupan vaksinasi COVID-19 dari Dinas Kesehatan NTB, tanggal 29 Maret 2022, tercatat cakupan dosis pertama anak 6-11 tahun di Mataram sebesar 63,81 persen sedangkan dosis kedua 46,95 persen dari target sasaran 46.655 anak.

Dari data itu, terlihat masih banyak anak yang belum melakukan vaksin baik dosis pertama maupun kedua, karenanya dalam hal ini peran serta orang tua sangat penting untuk membawa anak-anak ke fasilitas kesehatan untuk divaksinasi.

"Memang anak yang sudah divaksin, tidak menjamin tidak terserang. Tapi saat kena mereka sudah ada antibodi, sehingga efeknya tidak terlalu berat dibanding anak tidak divaksin," katanya.

Dalam layanan vaksinasi di sekolah, kata Usman, pihaknya melibatkan tim medis dari 11 puskesmas di wilayah masing-masing.

Satu tim medis, beranggotakan enam orang terdiri atas vaksinator, perawat petugas skrining dan petugas teknis yang memasukkan data siswa yang sudah divaksin.

"Untuk stok vaksin sejauh ini tidak ada masalah, karena stok vaksin kita sudah aman," ujarnya.