SUMBAWA BARAT DAPAT IZIN BANGUN BINTANG BANO

id

          Sumbawa Barat, NTB, (ANTARA)- Pemerintah Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat dapat izin  dari Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan untuk pinjam pakai lahan seluas 487 hektare guna membangun bendungan Bintang Bano senilai lebih dari Rp600 Miliar.          Kepala Seksi Pengendalian Kehutanan Dinas kehutanann dan Pertanian Sumbawa Barat, Mars Anugerainsya, di Taliwang, Selasa mengemukakan, Surat Keputusan (SK)  Menhut No SK.487/MENHUT-II/2011 menerangkan izin pinjam pakai kawasan hutan terletak di Desa Bangkat Munteh Kecamatan Barang Rea, atau  RTK 59 kelompok hutan 'Selalu Legini' dan RTK 60 kawasan hutan kelongkang `Puncak Ngegas.          "Bendungan dengan segala infrastruktur penunjangnya itu dibangun di atas tanah seluas 537,50 Hektare. Diperkirakan 2012 pembangunan bendungan itu dimulai," terangnya.          Berdasarkan syarat kementerian terkait, izin pinjam pakai kawasan itu terletak di kawasan Hutan lindung (HL) atau tepatnya di kawasan hutan produksi terbatas (HPT).          Berdasarkan ketentuan pula, pemerintah daerah selaku pihak yang memegang hak pengelolaan hutan wajib menyetorkan dana penggantian  nilai tegakkan dan atau provisi sumber daya hutan (PSDH) sebesar Rp 1,2 Miliar kepada rekening menteri keuangan  sebagai bentuk jaminan kepada negara.          "Bersamaan dengan itu pemda juga harus dapat izin Izin Penebangan Kayu  (IPK) dari Gubernur dan memastikan bahwa potensi kayu sepenuhnya dikelola oleh pemerintah setempat," terangnya.          Data kehutanan setempat mencatat, potensi kayu yang dimiliki di kawasan tersebut mencapai 73.000 meterkubik. Atau senilai lebih dari Rp20 miliar. Kayu-kayu yang akan ditebang di kawasan hutan itu juga dilaporkan masuk dalam kategori kayu berkelas tinggi.          Sebut saja kayu jenis Indah (Bungur dan Kelanir), ada juga Meranti, Kayu Rimba campuran serta jenis kayu mewah seperti Jati dan Gaharu.           Sebagai bentuk kesiapan, pemeirntah setempat telah menyelesaikan Detail Anggineering Disain (DED) serta studi kelayakan. Bendungan itu jika jadi dibangun akan mampu mengairi lebih dari 6000 hektar sawah, sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 18 megawatt serta menjadi sumber pengelolaan air bersih terbesar.(*)