AP BANGUN RUANG REKREASI DI BANDARA LOMBOK

id

Lombok Tengah, NTB, 20/10 (ANTARA) - Manajemen PT Angkasa Pura I segera membangun ruang rekreasi di Bandara Internasional Lombok, agar masyarakat dapat menikmati aktivitas di kawasan bandara itu tanpa mengganggu rutinitas penerbangan.

"Kita akan buatkan di samping kiri bangunan terminal agar tidak mengganggu aktivitas penerbangan," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo, usai peresmian pengoperasian Bandara Internasional Lombok (BIL) yang berlokasi di Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis.

BIL yang berjarak sekitar 40 kilometer arah selatan Kota Mataram, ibukota Provinsi NTB itu, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono, meskipun telah dioperasikan manajemen PT Angkasa Pura I sejak 1 Oktober lalu.

Tampak hadir dalam seremoni peresmian bandara Lombok itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta istri Hj Mufidah Kalla, selain para menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, termasuk Menteri Perhubungan E E Mangindaan, Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, dan menteri lainnya.

Saat meresmikan bandara itu, Presiden SBY langsung menyikapi permintaan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi yang lebih dulu menyampaikan sambutan, agar pemerintah menyedian ruang khusus bagi masyarakat yang hendak menyaksikan aktivitas di bandara itu.

Zainul yang juga Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Demokrat NTB itu, mengungkapkan adanya aksi masyarakat yang berbondong-bondong mendatangi kawasan bandara hanya untuk melihat bandara internasional itu.

"Rasa bangga dan haru selalu terasa di dada manakala menyaksikan ribuan masyarakat dari berbagai penjuru NTB datang ke lokasi ini untuk melihat bandara mereka yang sudah beroperasi. Saya tahu persis rute yang mereka tempuh untuk bisa sampai di bandara ini, karena itu perlu ada kawasan khusus untuk mereka," ujar Zainul.

Saat menyampaikan sambutan, Presiden SBY langsung menyikapi permintaan itu dan meminta pengelola bandara untuk melibatkan masyarakat setempat dengan kehadiran Bandara Internasional Lombok itu, semisal dengan membangun pusat wisata dan ekonomi di sekitar bandara.

"Bangunlah tempat dimana mereka bisa berkumpul, berjualan dan rekreasi. Melalui lokasi itu, masyarakat juga dapat menyaksikan tinggal landas pesawat. Intinya ajak mereka bersyukur dan bergembira dengan bandara ini," ujar SBY.

Lebih lanjut Tommy mengatakan, masukan Pemprov NTB agar secara khusus Angkasa Pura I menyiapkan tempat khusus seperti "waiting galeri" di kawasan bandara, akan segera ditindaklanjuti.

Namun, ia mengingatkan semua pihak agar ikut mendukung terealisasinya ruang rekreasi yang dikhususkan kepada masyarakat yang hendak menyaksikan aktivitas penerbangan itu.

"Kami juga memohon rekan-rekan wartawan memberitakan yang sejuk, yang menggambarkan tanda suka cita dari masyarakat NTB atas pengoperasian bandara internasional ini," ujarnya.

BIL memiliki areal seluas 551 hektare, dan memiliki landasan pacu 2.750 meter x 40 meter persegi, sehingga mampu didarati pesawat Airbus 330 atau Boeing 767 dan dapat menampung 10 unit pesawat.

Berbeda dengan Bandara Selaparang, Mataram yang luas arealnya hanya 28.881 meter persegi. Terminal penumpang BIL seluas 21 ribu meter persegi, atau empat kali lebih luas terminal Bandara Selaparang yang hanya 4.796 meter persegi.

Kapasitas tampung terminal penumpang BIL dapat mencapai tiga juta setahun, dengan luas areal parkir 17.500 meter persegi. Berbeda dengan Bandara Selaparang yang hanya 7.334 meter persegi, dengan kepasitas tampung 800 ribu penumpang setiap tahun.

Nilai megaproyek BIL itu mencapai Rp945,8 miliar, terdiri atas Rp795,8 miliar tanggungan Angkasa Pura I, dana sebesar Rp110 miliar tanggungan Pemprov NTB dan Rp40 miliar dibebankan pada Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. (*)