DIRJEN BINA MARGA RESMIKAN JEMBATAN BANTUAN JEPANG

id

Sumbawa Barat, 30/11 (ANTARA) - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto, meresmikan pemanfaatan empat unit jembatan bantuan Pemerintah Jepang yang dibangun di jalur lingkar selatan Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rabu.

Empat unit jembatan itu dibangun oleh kontraktor nasional Jepang Hazama Corporation, yang melibatkan Katahira & Engineers International sebagai konsultan proyek.

Keempat jembatan itu dinamai Jembatan Air Keruh I dan Air Keruh II masing-masing sepanjang 20 meter, dan Jembatan Negene sepanjang 35 meter, serta Jembatan Tatar Loka sepanjang 55 meter.

Pembangunan empat unit jembatan itu menelan dana sebesar 492 juta Yen atau setara dengan sekitar Rp26 miliar rupiah.

Pembangunan empat unit jembatan itu merupakan program dana hibah Badan Kerja Sama Jepang (JICA) untuk membuka isolasi perkampungan di Pulau Sumbawa bagian selatan.

Peresmian pemanfaatan empat unit jembatan bantuan Jepang itu ditandai dengan pengguntingan pita dan di Jembatan Negene yang berlokasi di Desa Tongo, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat.

Hadir dalam acara peresmian jembatan itu, Wakil Duta Besar Jepang Shigeru Ushio dan Sekretaris Kedutaan Jepang Chikako Sado,

Hadir pula, General Manager Produksi PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) David Liley.

Dari unsur pemerintah selain Dirjen Bina Marga, dan pejabat Kementerian PU lainnya, juga hadir Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir dan Bupati Sumbawa Barat KH Zukifli Muhadli.

Di sela-sela peresmian jembatan bantuan Jepang itu, Djoko Murjanto mengatakan, pemerintah mengapresiasi JICA yang telah membangun 12 unit jembatan dalam dua tahapan itu.

Bahkan, JICA sudah memutuskan akan melanjutkan pembangunan 10 unit jembatan untuk tahap ketiga di 2012 dan 2013.

"Pemerintah apresiasi bantuan Jepang ini dan tentu akan berupaya membenahi jalannya. Secara bersama-sama pusat dan provinsi akan menangani infrastruktur jalan," ujarnya.

Sebelumnya, JICA membangun delapan unit jembatan di jalur lingkar selatan Pulau Sumbawa, yang terlaksana sejak 20 Februari 2007 hingga Oktober 2008 dengan nilai proyek mencapai 675 juta yen atau sekitar Rp50 miliar.

Delapan unit jembatan itu dibangun pada ruas jalan provinsi yakni dari ruas jalan dari Benete, Kecamatan Sekongkang, melewati perkampungan Sejorong, Tatar, hingga perkampungan Lunyuk, Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa, yang terisolasi dari keramaian.

Delapan jembatan itu diberi nama Tanaman I berukuran panjang 35 meter dengan konstruksi beton pratekan (span composit PC-1 Girger), tiga unit jembatan beton pratekan lainnya yakni Puna III (23 meter), Tabisu I (24 meter), Tongolaka Sakura (48 meter).

Empat unit jembatan lainnya dibangun dengan konstruksi konvensional (span RC-T Girder) yakni Tabisu II (20 meter), Tabisu III (22 meter), Tabisu IV (22 meter) dan Tabisu V juga panjangnya 22 meter.

Dari delapan unit jembatan bantuan Jepang itu, tujuh unit di antaranya merupakan bangunan baru sementara satu unit lainnya merupakan jembatan lama produk kontraktor Indonesia yang direnovasi kontraktor nasional Jepang Hazama Coorporation.

Setelah delapan unit jembatan bantuan JICA itu terbangun, masih ada puluhan kilometer ruas jalan ke permukiman terpencil di Lunyuk (wilayah paling barat Kabupaten Sumbawa Barat) yang membutuhkan jembatan penghubung.

Menurut perkiraan konsultan Katahira & Engineers International, untuk membuka isolasi permukiman Lunyuk itu dibutuhkan sedikitnya 23 unit jembatan.

Karena itu, setelah merampungkan delapan unit jembatan di tahun 2008, JICA kembali membangun empat unit jembatan dalam tahun anggaran 2010 yang prosesnya dimulai sejak 2009, hingga diresmikan pemanfaatannya itu.

Setelah peresmian empat jembatan bantuan JICA itu, akan ada tender proyek pelaksanaan 10 unit jembatan lainnya yang diperkirakan rampung pertengahan 2012 agar Oktober tahun depan sudah ada realisasi fisiknya.

Dengan demikian pembangunan pembangunan jembatan bantuan Jepang tahap I sebanyak delapan unit dan tahap II sebanyak empat unit telah rampung, dan akan dilanjutkan pada tahap III sebanyak 10 unit.

(*)


Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.