Bogor (ANTARA) - Ketua Masyarakat Nanoteknologi (MNI), Dr Nurul Taufiqu Rohman, menyatakan, teknologi nano yang dikembangkan kini semakin menarik minat kalangan industri.
"Teknologi nano diyakini sebagai sebuah konsep teknologi yang akan melahirkan revolusi industri baru di abad ke-21. Beberapa cabang ilmu terapan dan medis mengadopsi nanoteknologi dan nanosains dan menjadikan pondasi utamanya," katanya dalam surat elektronik yang diterima dari Humas Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) di Bogor, Sabtu.
Nurul Taufiqu Rohman yang juga anggota Dewan Pakar MITI kemudian mencontohkan perkembangan teknologi nano dalam dunia komputer.
Teknologi nano itu, kata dia, telah mengubah tidak hanya ukuran komputer semakin ringkas namun juga peningkatan kemampuan dan kapasitas yang luar biasa.
"Sehingga memungkinkan penyelesaian program-program raksasa dalam waktu singkat," katanya menegaskan.
Menurut dia, bila diimplementasikan dalam pengolahan baja, maka nanobaja mampu menghasilkan baja yang berstruktur halus karena mampu mencapai ukuran beberapa puluh nanometer saja.
Selain itu, kata dia, juga memiliki kekuatan dan umur dua kali lipat dari baja terbaik yang ada saat ini.
"Padahal, teknologi nanobaja sangat sederhana dan tidak memerlukan peralatan tertentu untuk pembuatannya," kata doktor bidang ilmu material dan rekayasa produksi dari Universitas Kagoshima, Jepang tersebut.
Sementara itu, Humas MITI Muarif menjelaskan bahwa pihaknya mulai memperkenalkan teknologi nano kepada kalangan perguruan tinggi.
Ia menjelaskan, pada November 2011, MITI menggelar seminar mengenai teknologi nano kepada para mahasiswa dan staf pengajar di Universitas Diponegoro, Semarang, dengan menghadirkan Ketua MNI Nurul Taufiqu Rohman.
Dalam kegiatan di Undip itu, Nurul Taufiqu Rohman mengemukakan bahwa nano, adalah jenis teknologi tinggi.
"Yakni sebuah teknologi masa depan yang menggarap semua produk dengan bahan baku partikel berukuran 10 pangkat minus 9 meter atau sepermiliar meter," katanya.
Ia menjelaskan bahwa teknologi nano diyakini sebagai sebuah konsep teknologi yang akan melahirkan revolusi industri baru di abad ke-21.
Dikemukakannya bahwa nanosains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena atau sifat-sifat suatu objek atau material dalam skala nanometer.
Satu nanometer (nm) setara dengan 1/1.000.000 milimeter atau sepermiliar meter, sebuah ukuran yang sangat kecil karena lebar DNA saja skalanya berkisar 2 nm.
Skala nanometer hanya sepuluh kali lipat besaran sebuah atom (0,1 nm= 1 angstrom).
MITI adalah LSM bidang teknologi ini berdiri pada 18 Januari 2004 oleh sekumpulan peneliti dan ilmuwan Indonesia, yang berbasis di Jakarta.
Saat ini, tidak kurang dari 300 doktor berbagai bidang ilmu tergabung dan menjadi anggota. Selain memiliki cabang di berbagai daerah Indonesia, MITI memiliki perwakilan di beberapa negara lain.
Hingga kini, MITI bergerak dalam bidang pembinaan anggota (individu dan lembaga), pelayanan kepada publik, dan kajian-kajian atas berbagai kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Saat ini MITI dipimpin oleh Dr Warsito P Taruno, M.Eng dengan Ketua Dewan Pakar Dr Ade Komara Mulyana. (*)