Mataram (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengungkap motif pembunuhan guru taman kanak-kanak (TK) berinisial H yang pada awalnya ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di kamar mandi rumahnya di wilayah Gunungsari.
Kepala Polresta Mataram Komisaris Besar Polisi Mustofa di Mataram, Jumat, menjelaskan, motif pembunuhan ini terungkap setelah tim reserse kriminal melakukan penangkapan terhadap pelaku berinisial S (41) di wilayah Jawa Timur.
"Dari hasil pemeriksaan, terungkap motif pelaku membunuh karena mengetahui korban hamil dua bulan dan pelaku diminta bertanggung jawab," kata Mustofa.
Baca juga: Pelaku pembunuhan guru TK di Lombok terancam 15 tahun kurungan
Baca juga: Polresta Mataram ungkap motif pembunuhan guru TK
Baca juga: Terungkap, guru TK di Gunung Sari dibunuh sang pacar dua hari sebelum penemuan
Dia memastikan bahwa pembunuhan itu terjadi di rumah korban di wilayah Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Rabu (27/7) pagi, dua hari sebelum jenazah H ditemukan oleh ibu kandungnya, Jumat (29/7).
Perihal kronologis pelaku membunuh korban, Kepala Satreskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa menjelaskannya berdasarkan hasil pemeriksaan saksi, pelaku, dan alat bukti lain, salah satunya rekaman CCTV di sekitar rumah korban.
"Awalnya, terlihat dalam rekaman CCTV, korban ini datang ke rumah korban seorang diri. Itu sekitar pukul 09.21 Wita," kata Kadek Adi.
Dari rekaman tersebut, pelaku kepada penyidik membenarkan dirinya datang seorang diri dan bertemu dengan korban.
"Saat bertemu, pelaku dengan korban ini awalnya sempat ML (berhubungan badan)," ujarnya.
Usai berbuat demikian, korban kepada pelaku mengaku dirinya hamil dua bulan dan meminta agar pelaku menikahinya. Namun pelaku menolak dan mengatakan kalau dirinya sudah beristri.
"Dari situ pelaku dengan korban adu mulut, sampai korban menggigit tangan kanan pelaku S, dan direspons dengan memukul wajah korban," katanya.
Tidak berhenti dengan aksi tersebut, pelaku yang mengaku ke hadapan penyidik masih dalam keadaan emosi, menyeret badan korban ke kamar mandi.
"Saat itu kondisi korban sudah tidak berdaya, pelaku menyeret korban ke kamar mandi dengan cara mengaitkan leher korban dengan kain," ucap dia.
Dari dalam kamar mandi, pelaku kembali beraksi dengan membenturkan kepala korban ke tembok. Hal itu pun mengakibatkan korban tidak sadarkan diri.
"Korban yang pingsan, dibekap mulutnya pakai kain. Jadi, korban ini sempat disekap lama di kamar mandi sampai akhirnya meninggal. Baru ditinggal pelaku pergi," ujarnya.
Pelaku meninggalkan jenazah korban dengan kondisi rumah terkunci. Pelaku mengetahui letak korban menyimpan kunci rumah.
"Setelah mengunci pintu rumah dari luar. Kuncinya dibawa dan dibuang ke sungai. Dari CCTV, pelaku nampak keluar rumah sekitar pukul 10.15 Wita," kata Kadek Adi.