PEMERINTAH JAMIN SOAL UN AMAN DARI KEBOCORAN

id

Mataram, 26/3 (ANTARA) - Pemerintah menjamin soal Ujian Nasional aman dari kebocoran sehingga peserta ujian tidak perlu terpengaruh isu kunci jawaban, karena hanya akan merugikan diri sendiri.

"Kalau ada yang percaya kunci jawaban UN itu bisa beredar, maka dia sudah tidak lulus," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Prof Musliar Kasim, pada kegiatan Ikrar Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Jujur dan Berprestasi serta Pendidikan Antikorupsi, yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin.

Para pihak yang membacakan ikrar pelaksanaan UN itu, yakni dewan pendidikan, guru dan siswa, yang juga disaksikan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.

Musliar mengatakan, soal untuk UN tingkat SMA/SMK/MA yang akan digelar pada 16-19 April 2012 itu, tidak mungkin bocor karena dijaga ketat semenjak pencetakannya di Jakarta hingga dibawa ke berbagai sekolah.

"Jangan sampai percaya isu kunci jawaban, karena itu tidak mungkin ada. Kalau Anda percaya maka sudah pasti tidak lulus. Kalau pun ada isu itu sudah pasti dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab," ujar mantan Rektor Universitas Andalas itu, kepada ratusan siswa SMA/SMK/MA, yang mengikuti kegiatan ikrar pelaksanaan UN 2012 tersebut.

Musliar yang ditemui usai kegiatan tersebut mengatakan, pemerintah menjamin keamanan soal UN dari kemungkinan dibocorkan pihak tertentu karena lokasi pencetakannya hanya di empat titik, dan semuanya di Jakarta.

Tahun sebelumnya, soal UN juga dicetak di masing-masing ibukota provinsi, sehingga peluang kebocoran soal masih mungkin.

"Kalau sekarang hanya di empat lokasi yang dijaga ketat, saya tidak perlu menyebut lokasinya. Saat dibawa ke daerah-daerah hingga tiba di sekolah pun dijaga ketat," ujarnya.

Selain itu, soal UN 2012 dikemas dalam lima jenis sehingga menutup peluang pembuatan kunci jawaban oleh pihak-pihak tertentu yang hendak mencari keuntungan.

"Kalau ada yang mengaku mendapat kunci jawaban, itu untuk jenis soal yang mana karena ada lima jenis. Makanya peserta UN tidak perlu terpengaruh isu kunci jawaban," ujarnya.

Musliar juga menegaskan bahwa petugas yang terlibat dalam tahapan pencetakan hingga pengawalan akan dipantau secara ketat, dan sudah disiapkan sanksi tegas berupa pemecatan jika pelanggaran berat.

Wamendikbud Bidang Pendidikan itu, mengakui semua sekolah penyelenggara UN berkeinginan agar anak didiknya dapat lulus dari UN, sehingga juga berupaya keras membantu siswa-siswinya.

Hanya saja, ia menegaskan bahwa pola baru pelaksanaan UN yakni memberlakukan lima jenis soal disertai penjagaan ketat saat pencetakan hingga sampai di sekolah, telah menutup ruang penyimpangan.

"Itu dulu, sekarang tidak bisa lagi. Kita terus berupaya mencari pola yang aman dari kebocoran dan akan lebih baik lagi. Teman-teman pers dapat memberi tahu publik bahwa lebih baik memantapkan kesiapan mengikuti UN daripada mengharapkan kebocoran soal," ujarnya. (*)