Mataram, 4/4 (ANTARA) - Sebanyak 8.645 unit ruang belajar di 34.453 sekolah dasar hingga menengah di wilayah Nusa Tenggara Barat, rusak sehingga patut diperbaiki agar kegiatan belajar-mengajar dapat berjalan sebagaimana mestinya.
"Kerusakan ruang belajar ini sudah disampaikan ke pusat, dan akan diperbaiki secara bertahap sesuai kondisi keuangan negara," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Safi'i, di Mataram, Rabu.
Ia merinci, dari 8.643 unit ruang belajar yang rusak itu, sebanyak 4.527 unit di jenjang Sekolah Dasar (SD), 840 unit di Madrasah Ibtidaiyah (MI), 907 unit di Sekolah Menengah Pertama (SMP), 1.115 unit di Madrasah Tsanawiyah (MTs), 593 unit di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), 418 unit di Madrasah Aliyah (MA) dan 254 unit di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK).
Data itu belum termasuk sekolah swasta yang menyebar di 10 kabupaten/kota dalam wilayah NTB, yang jumlahnya juga mencapai ribuan unit.
Safi'i mengatakan, diperlukan program rehabilitasi massal untuk menanggulangi permasalahan kerusakan ruang belajar itu, mengingat kegiatan belajar-mengajar harus terus berlangsung sepanjang tahun.
Tahun ini program rehabilitasi ruang belajar yang rusak itu hanya mencakup 600 unit, dengan dukungan anggaran sebesar Rp200 miliar, yang bersumber dari APBN 2012.
"Sampai Maret 2012, sudah 100 unit ruang belajar yang direhab, dan akan terus berlangsung hingga mencapai target 600 unit di 2012," ujarnya.
Menurut dia, target rehabilitasi sebanyak 600 unit ruang belajar dengan dukungan APBN 2012 itu masih tergolong minim, sehingga diupayakan lagi dari dana APBN Perubahan 2012.
Safi'i berharap, anggaran rehabilitasi ruang belajar itu teralokasi dalam APBN Perubahan 2012, yang sudah disetujui DPR, akhir Maret lalu.
"Makanya upaya koordinasi dengan pusat harus terus dilakukan, mengingat masih banyak ruang belajar dari jenjang SD hingga SMA di wilayah NTB yang patut diperbaiki," ujarnya. (*)