Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memberikan apresiasi terhadap program gerakan pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair dengan menggerakkan kalangan lanjut usia (lansia) di Kelurahan Dasan Agung Baru.
"Gerakan mengolah sampah organik menjadi pupuk cair merupakan satu ide yang sangat bagus dalam rangka pengurangan sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA)," kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Irwansyah di Mataram, Selasa.
Irwansyah yang ditemui seusai menghadiri pencanangan "Kelurahan Ramah Lansia" di Kelurahan Dasan Agung Baru, menilai program yang dicanangkan pada kelurahan itu bagian dari upaya mencapai target nasional pengurangan sampah yang dibuang ke TPA sebesar 30 persen dan 70 persen penanganan.
"Sampai saat ini Kota Mataram sudah melakukan pengurangan pembuangan sampah ke TPA mencapai 10 persen," katanya.
Ia mengatakan, realisasi program pengurangan sampah sebesar 10 persen itu dinilai cepat karena inovasi dan kreativitas dari masing-masing kecamatan dan kelurahan membuat program pilah dan pengolahan sampah dari rumah tangga.
"Selain mengolah sampah melalui budi daya maggot, pengolahan sampah plastik, sampah organik menjadi pupuk padat, dan kini menjadi pupuk cair bisa mempercepat capaian target 30 pengurangan sampah," katanya.
Harapannya, kata Irwansyah, program ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga apa yang menjadi target dan komitmen bersama bisa tercapai.
Lurah Dasan Agung Baru Mahnum mengatakan, program Kelurahan Ramah Lansia merupakan satu program untuk menggerakkan para lansia agar memiliki aktivitas pengolahan sampah organik rumah tangga untuk menjadi pupuk cair dengan penggunaan tong komposter.
"Ke depan bukan hanya lansia saja, tapi semua lapisan masyarakat bisa melakukan hal yang sama sebab setiap orang bisa menghasilkan sampah," katanya.
Menurut dia, jumlah lansia di Kelurahan Dasan Agung Baru tercatat sebanyak 387 orang terdiri atas lansia ahli dan lansia penggerak. Lansia ahli ini merupakan lansia pensiunan pejabat pemerintah dan dosen, sedangkan lansia penggerak adalah lansia pelaku aktivitas yang mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk cair.
"Namun untuk tahap pertama, 13 tong komposter kita bagikan hari ini untuk lansia yang berada di pinggir Kali Jangkuk agar mereka tidak buang sampah ke sungai," katanya.
Mahnum mengatakan, pengolahan sampah organik menjadi pupuk cair dinilai memiliki nilai ekonomis. Di mana satu liter dapat dijual hingga Rp5.000.
"Masyarakat bisa panen sekali seminggu, dengan kapasitas tong yang diberikan sekali panen bisa mendapat 20 liter pupuk cair dengan harga jual sekitar Rp100 ribu," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DLH Mataram apresiasi gerakan pengolahan sampah jadi pupuk cair
Berita Terkait
Pelatih Gresik Petrokimia puas performa timnya meski kalah
Kamis, 2 Mei 2024 20:13
Pupuk Kaltim pastikan stok pupuk subsidi aman
Selasa, 30 April 2024 15:20
Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro berikan kekalahan kedua Gresik Petrokimia Pupuk
Senin, 29 April 2024 5:20
Demplot Pupuk Kaltim tingkatkan produktivitas cabai di Bolmut hingga 67 persen
Minggu, 21 April 2024 12:37
Dump truck pengangkut pupuk terguling di Sembalun Lombok
Selasa, 16 April 2024 21:48
Jatim penerima pupuk subsidi terbesar capai 1,92 juta ton
Jumat, 29 Maret 2024 17:03
Pembangunan IPAL komunal induk senilai Rp1 triliun di Mataram disosialisasikan
Kamis, 28 Maret 2024 17:05
Program Safari Ramadhan Pupuk Indonesia Group mendorong kemajuan UMKM
Senin, 25 Maret 2024 4:20