NTB BAHAS MASALAH SEKOLAH RUSAK BERSAMA KEMDIKBUD

id

     Mataram, 27/4 (ANTARA) - Para Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga se Nusa Tenggara Barat menggelar pertemuan di Jakarta dengan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membahas masalah sekolah rusak di wilayahnya.
     Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Syafi'i, yang dihubungi dari Mataram, Jumat, mengatakan pertemuan tersebut juga membahas berbagai persoalan pendidikan, sekaligus menjemput bola terkait dengan dana rehabilitasi sekolah rusak yang tersedia di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
     "Saya bersama para Kepala Dinas Dikpora dari 10 kabupaten/kota di NTB berangkat tadi pagi ke Jakarta untuk menemui empat direktorat yang ada di Kemdikbud," katanya.
     Ia menyebutkan, empat Dirjen yang ditemui adalah Direktur Pembinaan Sekolah Dasar (SD), Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
     Pada pertemuan dengan Direktur Pembinaan SD, kata Syafi'i,para kepala dinas meminta agar semua SD yang rusak direhabilitasi dan meminta agar Kemdikbud memberikan perhatian khusus terkait dengan peningkatan kurikulum.
     Sementara pertemuan dengan Direktur Pembinaan SMP, Direktur Pembinaan SMA dan Direktur Pembinaan SMK berlangsung sekitar pukul 11.00 WIB dan akan berakhir pada Jumat sore sekitar pukul 16.00 WIB.
     Pertemuan seluruh Kepala Dinas Dikpora tersebut dengan jajaran Kemdikbud di Jakarat, merupakan yang pertama kali dan bisa dikatakan sejarah bagi Provinsi NTB.
     "Tidak ada kepala dinas yang diwakili, mereka datang bersama sejumlah kepala bidang dan kepala seksi. Usulan yang mereka sampaikan ke para pejabat Kemdikbud bervariasi," ujarnya.
     Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima A Zubari HAR, mengatakan pihaknya sangat bersyukur bisa menghadap langsung secara beramai-ramai dengan seluruh Kepala Dinas Dikpora se-NTB untuk membicarakan persoalan pendidikan.
     Ia berharap melalui pendekatan secara langsung dengan jajaran Kemdikbud, pemerintah pusat memberikan perhatian khusus ke NTB untuk merehabilitasi sekolah rusak.
     "Kami juga meminta agar pemerintah pusat memberikan perhatian terhadap dunia pendidikan di NTB dalam rangka meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) NTB yang masih berada di posisi 32 dari 33 provinsi di Indonesia," ujarnya.
     Data Dinas Dikpora NTB,tercatar sebanyak 5.821 ruang kelas sekolah di 10 kabupaten/kota dalam kondisi rusak berat dan ringan.
     Ruang kelas rusak berat dan ringan di jenjang pendidikan dasar, yakni SD sebanyak 4.527 unit dengan rincian 1.363 rusak berat dan 3.164 rusak ringan, sedangkan SMP rusak berat sebanyak 261 ruang dan 646 ruang kelas rusak ringan.  
    Untuk tingkat SMA sebanyak 216 ruang kelas mengalami rusak ringan dan 106 rusak berat.
     Sementara untuk SMK relatif sedikit dibandingkan dengan SMA, dengan jumlah sebanyak 57 ruang kelas rusak ringan dan lima  rusak berat.
(*)