DKP Mataram memiliki stok 2,4 ton beras cadangan antisipasi bencana

id beras,pangan,mataram

DKP Mataram memiliki stok 2,4 ton beras cadangan antisipasi bencana

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Mataram H Lalu Johari. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat saat ini memiliki stok 2,4 ton beras cadangan pangan sebagai langkah antisipasi bencana menjelang masuknya musim hujan dan cuaca ekstrem.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Mataram H Lalu Johari di Mataram, Kamis mengatakan sebanyak 2,4 ton itu sisa pengadaan tahun 2022 dari total 10 ton.

"Untuk beras cadangan pangan setiap tahun kita siapkan 10 ton. Jumlah itu bisa kita usulkan penambahan ke Bulog jika bila terjadi kekurangan," katanya.

Menurut dia beras cadangan pangan tersebut, dikeluarkan ketika terjadi bencana baik alam maupun non-alam sesuai dengan usulan dari pihak kelurahan.

"Kelurahan-lah yang paling tahu kondisi warganya yang terdampak bencana dan membutuhkan bantuan beras," katanya.

Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.

Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, konflik sosial, gelombang pantai, dan abrasi. Karenanya, ketika masuk angin barat dan cuaca ekstrem ratusan nelayan di Mataram tidak melaut.

Johari mengatakan, stok beras cadangan bencana 2,4 ton tersebut sudah dalam bentuk kemasan 25 kilogram dan siap didistribusikan ketika ada laporan bencana. Namun DKP siap mengemas beras sesuai permintaan misalnya per 2,5 kilogram atau 5 kilogram agar mudah dibagi.

"Tetapi sejauh ini, rata-rata pihak kelurahan yang mengusulkan bantuan beras cadangan dan mengemas sendiri sesuai kebutuhan. Bagi kami tidak masalah, yang penting komunikasi," katanya.

Sementara menyinggung tentang kualitas, Johari menjamin kualitas beras cadangan pangan yang didistribusikan ke masyarakat masih bagus dan layak konsumsi.

Bahkan untuk menjaga kualitas beras, pihaknya juga melakukan perawatan secara berkala. "Jika ada sisa dan kualitas kurang bagus, kita ganti dengan beras dengan kualitas lebih bagus," katanya.