Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi mengatakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat ditanamkan pada anak sedini mungkin dalam keseharian.
"Karena Pancasila memang diambil dari nilai-nilai luhur yang ada di kehidupan. Jadi sejak anak kecil pun sudah bisa dimulai penanamannya meski anak belum mengenal atau paham betul istilah Pancasila itu sendiri," kata dia melalui surat elektroniknya kepada ANTARA, Sabtu.
Vera mencontohkan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan antara lain mengajak anak mengenal atau mendekatkan diri pada Tuhan lewat ibadah sehari-hari, mengajaknya mengenal alam dan menjaganya.
Selain itu, dapat juga membuat anak mengenal seni budaya Indonesia sehingga dia menyukainya dan mengembangkan toleransi pada anak terhadap perbedaan di sekitarnya. Vera menuturkan, selain melalui pembiasaan dalam keseharian, orangtua dapat memberi contoh. Menurut dia, yang penting penghayatan nilai dan penerapannya di kehidupan.
"Masalah hafal itu bisa nanti mengikuti," tutur dia.
Dia mengatakan, tertarik atau tidaknya anak mempelajari Pancasila tergantung bagaimana penyajian materi dan bagaimana penerapan keseharian sehingga ideologi negara ini tidak hanya sebatas hafalan atau sebatas jawaban soal saat ulangan.
Baca juga: Ketua MPR meminta Pemuda Pancasila kedepankan kepentingan bangsa
Baca juga: Megawati tiba di Jeju sebarkan Pancasila di forum perdamaian
Vera mencatat, terkadang penanaman nilai-nilai Pancasila oleh orangtua luput oleh hal-hal lain yang dipandang lebih penting seperti prestasi akademis. Selain itu, kata dia, terkadang lebih mudah menjadikan budaya lain sebagai referensi karena terlihat lebih menarik hingga tempat wisata dibuat menyerupai tempat-tempat di luar negeri ketimbang menampilkan jati diri asli Indonesia.
Kemudian, bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Vera mengingatkan perlunya orang-orang menghayati dan menerapkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa karena berasal dari nilai-nilai luhur bangsa. "Untuk orangtua atau pendidik, cobalah mengurai nilai-nilai tersebut dalam bentuk sederhana dan konkrit untuk dicontohkan dan lalu akhirnya diserap serta diterapkan oleh anak-anak," demikian pesan dia.