Wagub Bali sebut wisata kesehatan model pariwisata berkelanjutan

id wisata medis, pariwisata berkelanjutan, Cok Ace, Bali, Pemprov Bali

Wagub Bali sebut wisata kesehatan model pariwisata berkelanjutan

Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati saat berbicara soal wisata kesehatan sebagai pariwisata berkelanjutan di Denpasar, Rabu (19/11/2022). ANTARA/HO-Pemprov Bali

Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan bahwa wisata kesehatan menjadi contoh atau model pariwisata berkelanjutan yang dapat dikembangkan di Pulau Dewata.

“Ada kebutuhan untuk menggeser fokus dari pariwisata massal ke pariwisata berkelanjutan, contoh yang bisa kita coba adalah wisata kesehatan," kata Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace dalam Focus Group Discussion (FGD) terkait parwisata kesehatan di Denpasar, Rabu.

Dalam diskusi yang diadakan Dinas Pariwisata Provinsi Bali secara daring itu, Cok Ace menyebutkan potensi wisata kesehatan sangat besar. Ia meyakini bahwa Bali dapat memadukan unsur kesehatan dan rekreasi untuk menarik pengunjung.

"Saya yakin bahwa Bali dapat menawarkan layanan kesehatan yang baik karena kami memiliki sumber daya yang baik di bidang kesehatan. Ada banyak SDM hebat di Bali, rumah sakit kami juga berstandar internasional, dan Bali dikenal sangat ramah," ujarnya.

Selain itu, Wagub Bali menjelaskan kondisi udara dan air yang bersih, serta pemandangan alam indah yang bisa membantu wisatawan yang berobat merasa segar kembali dari banyaknya pikiran. "Semua potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan Bali sebagai tujuan wisata kesehatan terkemuka,” kata dia.

Adanya wisata kesehatan juga dinilai dapat menjadi nuansa baru bagi Indonesia. Dari data yang dihimpun Pemprov Bali, setiap tahunnya sekitar 2 juta orang Indonesia berkunjung ke negara lain untuk berobat.

"Ini menyumbang hampir Rp97 triliun. Sementara itu, data menunjukkan bahwa wisata kesehatan mungkin memiliki potensi pendapatan 179,6 juta dolar Amerika Serikat atau Rp2,58 triliun. Selain itu, pariwisata baru ini tumbuh pesat hingga 10,8 persen per tahun menurut Data Kesehatan Global dan dapat meningkat hingga 16 persen pada pertumbuhan tahun 2025," ujarnya.

Adapun tantangan dalam sektor pariwisata berkelanjutan ini adalah bagaimana cara mendapatkan kepercayaan dari wisatawan di masa pasca-pandemi COVID-19.

"Bagaimana kita dapat memastikan bahwa perjalanan ke Bali benar-benar aman dan semua protokol kesehatan dilaksanakan secara menyeluruh. Ini mungkin terdengar seperti tantangan besar yang harus diatasi oleh orang Bali, tetapi juga dapat menjadi kesempatan bagus," kata dia.

Untuk mendukung upaya peningkatan wisata kesehatan itu, Bali saat ini semakin berbenah, dengan menyiapkan pelayanan medis, kesehatan, dan herbal yang lebih baik.

Salah satunya pembangunan Bali International Hospital di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Denpasar yang dicanangkan Presiden Jokowi untuk mengantarkan Indonesia menjadi wisata kesehatan terbaik di kawasan ASEAN, kata Cok Ace.

Baca juga: Kunjungan wisata di Teluk Prigi Trenggalek turun
Baca juga: Kemenparekraf dorong pelaku pariwisata jadikan lokomotif perekonomian


Selain itu, Provinsi Bali memiliki RSUP Prof Ngoerah yang saat itu sedang membangun Gedung Aesthetic Center yang merupakan salah satu rencana untuk mendukung transformasi sistem kesehatan nasional serta mengembangkan layanan wisata medis kelas dunia.

Termasuk juga dari segi alat medis, Wagub Cok Ace menuturkan bahwa saat ini telah ditempatkan sebuah alat Genome Sequencing di Universitas Udayana, yang berguna untuk proses pemeriksaan genetik suatu organisme agar lebih cepat, karena sampel tidak perlu lagi dikirim ke laboratorium di luar Bali.