Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kedokteran olahraga dr. Andi Kurniawan, SpKO mengatakan bahwa selain memenuhi asupan nutrisi, anak juga perlu dibiasakan beraktivitas fisik untuk mencegah terjadinya osteoporosis saat dia menginjak dewasa.
"Anak-anak itu justru harus disuruh bergerak, beraktivitas yang high impact," kata Andi saat bertemu media dalam acara Hari Osteoporosis Nasional di Jakarta, Minggu.
Andi yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) itu menjelaskan bahwa manusia akan mengalami puncak kepadatan tulang pada usia 20-30 tahun. Untuk itu, seseorang perlu 'menabung tulang' sejak usia anak dan remaja, salah satunya dengan beraktivitas fisik.
Peran orang tua untuk mengajak anak beraktivitas fisik pun, kata dia, sangat diperlukan, apalagi di tengah pandemi COVID-19 yang membuat hampir semua aktivitas termasuk sekolah dilakukan secara daring sehingga anak-anak minim bergerak.
Menurutnya, 'menabung tulang' sejak usia anak dan remaja sangat baik sebab tulangnya masih dalam masa pertumbuhan. Sehingga, dengan memperbanyak aktivitas fisik maka pertumbuhan akan makin maksimal.
"Motoriknya juga makin bagus, kekuatan tulang juga akan makin makin bagus. Makanya ada istilah di International Osteoporosis Foundation (IOF), bahwa osteoporosis sebenarnya penyakit yang (penyebabnya) karena saat muda kepadatan tulangnya enggak maksimal," imbuh Andi.
Untuk itu, ia mengatakan, orang tua jangan terlalu banyak melarang saat anak aktif bergerak. Menurutnya, anak justru harus beraktivitas fisik dengan durasi dua kali lebih lama daripada orang dewasa.
Baca juga: Dokter sebut menopause bisa sebabkan osteoporosis
Baca juga: Pakar mengingatkan bahaya osteoporosis yang sering tidak disadari
"Jika aktivitas fisik (orang dewasa) itu 30 menit per hari, lima kali dalam seminggu, maka anak-anak itu 60 menit setiap hari. Artinya, anak-anak harus berolahraga dan bergerak itu dua kali lipatnya orang dewasa," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
"Kadang orang tua cuma menyuruh anak minum susu, padahal aktivitas fisik anak juga harus benar-benar diperhatikan. Apalagi sekarang anak-anak itu les dan segala macam. Coba ikutkan mereka ke klub olahraga. Kita support untuk aktivitas apapun, pasti hasilnya akan bagus sekali," pungkas dia.