Jakarta (ANTARA) - Membiasakan diri dengan rasa minuman tawar dapat membantu seseorang membatasi asupan gula harian sehingga menurunkan risiko obesitas dan terkena penyakit tidak menular seperti diabetes, kata spesialis penyakit dalam dr. Rudy Kurniawan, SpPD, DipTH, MM, MARS.
"Penting untuk edukasi sejak dini karena manis itu persepsi," kata dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia itu di Jakarta, Kamis.
Rudy menjelaskan setiap orang memiliki ambang sensitivitas yang berbeda-beda. Ketika seorang sering menyantap makanan atau menyesap minuman manis, maka individu tersebut akan kian terbiasa dengan rasa manis.
Bila disodori makanan atau minuman yang gulanya tidak sebanyak konsumsi biasanya, seseorang akan merasa bahwa hidangan tersebut kurang manis. Sebaliknya, seseorang yang terbiasa dengan rasa tawar dan jarang menyantap makanan atau menyesap minuman manis akan lebih sensitif ketika mengonsumsi sesuatu yang manis. Meski diberi gula sedikit, makanan tersebut akan terasa sangat manis bagi orang yang terbiasa dengan rasa tawar.
Rudy mengajak masyarakat untuk mulai memberikan edukasi tentang makanan sehat sejak dini agar anak-anak pun bisa memilih makanan yang terbaik bagi tumbuh kembang mereka. Kebiasaan baik sejak kecil itu bisa terus berlanjut hingga dewasa sehingga pola hidup sehat dilakukan secara konsisten.
Bagi masyarakat khususnya kelompok pre-diabetes dan diabetes yang sudah terbiasa dengan gula, Rudy menyarankan untuk mengganti gula dengan alternatif pemanis lain yang rendah kalori. Selain itu, masyarakat juga perlu mengimbanginya dengan aktivitas fisik yang rutin, dan membatasi konsumsi gula, garam dan lemak dengan memperhatikan label kemasan sebelum makan.
Konsumsi gula berlebih berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori yang dapat meningkatkan diabetes. Tetapi bukan berarti masyarakat sama sekali tidak boleh mengonsumsi gula. Anjuran konsumsi gula harian adalah tidak lebih dari 50 gram atau empat sendok makan.
Baca juga: Pemerintah siapkan strategi cegah diabetes anak
Baca juga: Penerapan perilaku "Cerdik" diharapkan bisa cegah diabetes
Namun, rata-rata 5,5 persen penduduk di Indonesia masih mengonsumsi gula di atas 50 gram per hari. Umumnya, produk dengan pemanis yang biasa dikonsumsi adalah teh kemasan (13,26 persen), susu kental manis (5,2 persen) dan jus buah serbuk (4,82 persen).
Selain disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, diabetes juga dapat dipicu oleh obat-obatan seperti steroid yang mengubah kondisi insulin dalam tubuh. Diabetes juga bisa terjadi pada perempuan yang hamil karena pengaruh hormon yang membuat terjadinya resistensi insulin.
Berita Terkait
Health Ministry studies puskesmas role in diabetes care
Minggu, 24 November 2024 19:23
Gangguan kesehatan mental bisa memperburuk kondisi diabetes
Kamis, 14 November 2024 20:33
"Scoring" faktor risiko bisa efisienkan skrining diabetes
Kamis, 14 November 2024 20:20
Ibu hamil harus cek gula darah rutin cegah makrosomia
Kamis, 17 Oktober 2024 5:28
Education vital to prevent obesity
Kamis, 4 Juli 2024 21:25
Belanja asuransi kesehatan mesti seimbang antara FKTP dan RS
Rabu, 3 Juli 2024 17:22
Olahraga bantu perbaiki kondisi kesehatan penderita diabetes
Jumat, 17 Mei 2024 6:27
Calon haji dengan diabetes perlu mengatur makan agar gula darah stabil
Minggu, 12 Mei 2024 11:27