NTB lakukan gerakan penyusunan definitif kebutuhan petani

id rdkk pupuk bakorluh

NTB lakukan gerakan penyusunan definitif kebutuhan petani

Kebutuhan pupuk (ist)

Usulan kebutuhan pupuk ke provinsi maupun ke pusat bisa kita pastikan mengakomodir semua petani"
Mataram,  (Antara Mataram) - Badan Koordinasi Penyuluh Nusa Tenggara Barat akan melaksanakan gerakan penyusunan rencana definitif kebutuhan kelompok agar jangan ada petani yang tidak mendapatkan pupuk pada saat musim tanam sehingga perlu dilakukan secara serentak.

"Usulan kebutuhan pupuk ke provinsi maupun ke pusat bisa kita pastikan mengakomodir semua petani. Sebenarnya stok pupuk sudah mencukupi, namun karena ada petani yang menggunakan pupuk secara berlebihan menyebabkan terjadi kekuarangan pupuk," kata Kepala Sekretariat Bakoluh NTB, H Mashur di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, gerakan penyusunan RDKK itu merupakan salah satu upaya yang dilakuan untuk mendukung pencapaian target produksi beras secara nasional pada 2013 sebanyak 76 juta ton atau surplus 10 juta ton beras. Upaya lainnya adalah gerakan tanam jajar loegowo dan penyediaan benih unggul.

"Kalau tiga komponenan itu bisa dilaksakan, maka target secara nasional, yakni produksi beras sebanyak 76 juta ton atau surplus 10 juta ton beras akan bisa diwujudkan," ujarnya.

Badan Koordinasi Penyuluh Nusa Tenggara Barat menggagas gerakan tanam "jajar legowo" untuk mendukung program pencapaian produksi 76 juta ton atau surplus 10 juta ton beras secara nasional.

Dia mengatakan "jajar legowo" adalah teknologi pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman padi menjadi lebih tinggi dari teknologi yang diterapkan selama ini.

"Untuk mencapai target tersebut bukan pekerjaan ringan, karena itu kami mencoba mengkonkretkan gerakan kita untuk mendukung surplus beras nasional itu. Kita tidak bisa berdiri sendiri meskipun produksi beras di NTB dalam kondisi cukup aman, bahkan surplus," katanya.

Mashur mengatakan, pada prinsipnya tanam jajar legowo adalah salah satu upaya meningkatkan populasi tanam agar produktivitas tinggi.

Dengan teknologi tanam jajar legowo ini, menurut Mashur, akan bisa menambah produktivitas padi. Untuk menerapkan teknologi itu harus dikawal oleh penyuluh, karena itu dinamakan gerakan tanam jajar legowo yang dimotori para penyuluh.

Menurut dia, gerakan tanam jajar legowo hingga kini masih sedikit yang melaksanakannya. Evaluasi secara nasioanal menyebutkan penerapan teknologi itu baru sekitar tujuh persen.

"Kalau ini bisa dilaksanakan secara bertahap, kita yakin akan ada peningkatan produktivitas. Kalau penerapan teknologi ini tidak kita kawal, petani akan menanam secara biasa, sehingga produksi tidak bisa kita kontrol," ujarnya.

Dia mengakui para petani akan mengalami kesulitan menerapkan teknologi karena mereka menganggap baru, padahal sebenarnya hal ini bukan teknologi baru.

Teknologi tanam jajar legowo, menurut Mashur, adalah cara menanam padi yang diberikan jarak tertentu untuk memudahkan petani melakukan penyiangan (pembersihan).

"Kalau ini bisa diterapkan mungkin akan berpengaruh signifikan terhadap upaya peningkatan produksi padi," katanya. (*)