Mataram (ANTARA) - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan melakukan konversi 1.646 surat keterangan (Suket) dokumen kartu tanda penduduk (KTP) sementara ke KTP elektronik karena stok blanko sudah tersedia.
"Alhamdulillah, dua hari lalu kami sudah dapat kiriman blanko KTP elektronik dari pemerintah pusat sebanyak 2.000 keping," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Mataram H Amran M Amin di Mataram, Selasa.
Menurutnya, sebanyak 2.000 blangko itu akan diprioritaskan kepada 1.646 orang yang sudah melakukan perekaman KTP elektronik. Namun mereka belum mendapatkan KTP elektronik karena pada akhir Desember 2022, Dukcapil Mataram kehabisan blanko.
Dengan demikian, warga yang sudah melakukan perekaman saat blanko habis diberikan Suket sebagai dokumen kependudukan sementara yang masa berlakunya sampai 5 Januari 2023.
"Masa berlaku Suket yang dipegang warga sudah habis, jadi 2.000 blanko yang kita terima kita prioritaskan untuk mencetak KTP elektronik 1.646 orang yang sudah melakukan perekaman," katanya.
Karena itulah, saat ini petugas Dukcapil sedang melakukan konversi Suket ke KTP elektronik. Dalam sehari pencetakan KTP elektronik bisa mencapai 250-300 keping.
Jika dihitung, lanjutnya, apabila dilakukan konversi 1.646 Suket ke KTP elektronik maka sebanyak 2.000 blanko yang diterima akan tersisa 354 keping untuk pembuatan KTP elektronik bagi warga yang akan melakukan perekaman.
"Tapi, kita tidak perlu khawatir lagi akan kekurangan blanko sebab informasi dari pemerintah pusat, stok blanko saat ini tersedia. Kalau habis kita bisa minta lagi," katanya.
Lebih jauh menyinggung tentang pemanfaatan KTP digital, Amran mengatakan, sejauh ini pemanfaatan KTP digital memang masih menjadi pertanyaan di pemerintah pusat, sebab sampai saat ini KTP digital belum terkoneksi secara penuh ke sistem di pemerintah pusat.
Padahal, dalam kegiatan program perekaman data KTP elektronik melalui sekolah-sekolah, Dukcapil juga aktif memberikan informasi dan edukasi kepada pelajar agar memanfaatkan KTP digital.
"Tetapi bagaimana KTP digital bisa efektif, sistemnya saja belum terhubung maksimal. Ketika kita akan memanfaatkan untuk kepentingan di bandara, ternyata belum terkoneksi," katanya.