Dinas Kesehatan Kota Mataram berkolaborasi untuk tanggulangi TBC

id pengendalian TBC Mataram,penyakit tuberkulosis,penyakit menular

Dinas Kesehatan Kota Mataram berkolaborasi untuk tanggulangi TBC

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr. H Usman Hadi (depan kiri) bersama Direktur Institut Perempuan untuk Perubahan Sosial (InSPIRASI) Nusa Tenggara Barat Nurjanah (kanan) menyampaikan pernyataan bersama mengenai kolaborasi penanggulangan tuberkulosis di Kota Mataram, Selasa (24/1/2023). (ANTARA/Nirkomala) 

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat berkolaborasi dengan mitra untuk menanggulangi penularan penyakit tuberkulosis (TBC) dalam upaya mencapai target eliminasi tuberkulosis tahun 2030.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr. H Usman Hadi di Mataram, Selasa, mengatakan bahwa kolaborasi dalam upaya penanggulangan TBC antara lain dilakukan dengan Institut Perempuan untuk Perubahan Sosial (InSPIRASI) Nusa Tenggara Barat.

Menurut estimasi Dinas Kesehatan, jumlah kasus TBC di Kota Mataram pada tahun 2022 sebanyak 2.389 kasus dengan jumlah kasus yang ternotifikasi sebanyak 1.607 dan jumlah pasien yang menjalani pengobatan sebanyak 1.157 orang atau 48,3 persen dari jumlah kasus.

Di antara 1.607 kasus TBC yang ternotifikasi, menurut data Dinas Kesehatan Kota Mataram, ada 28 kasus TBC penyerta HIV, 160 kasus TB pada anak, dan 67 kasus kematian akibat tuberkulosis.

"Jika melihat estimasi kasus TBC di Mataram, yang bisa diobati masih di bawah target 70 persen. Harapannya, melalui komitmen bersama eliminasi TBC ini dapat meningkatkan kasus ternotifikasi dan terobati," kata Usman.

Dia menjelaskan bahwa penularan TBC antara lain dipengaruhi oleh faktor kebersihan lingkungan dan kondisi lingkungan permukiman.

Oleh karena itu, instansi pemerintah yang berkaitan dengan penataan lingkungan dan permukiman penduduk juga berperan penting dalam upaya pengendalian penularan tuberkulosis.

"TBC paru dapat ditandai dengan gejala pneumonia atau peradangan paru yang disebabkan infeksi, sehingga kebersihan lingkungan menjadi hal yang utama untuk mencegah TBC," kata Usman.

Dia juga mengatakan bahwa pemerintah sudah menyediakan perangkat tes cepat molekuler atau TCM untuk mendeteksi penularan tuberkulosis di puskesmas untuk mendukung peningkatan penemuan kasus TBC.

Menurut dia, perangkat TCM sudah tersedia di Puskesmas Tanjung Karang dan Karang Taliwang.

"Saat ini kita sudah siapkan 6.000 alat tes. Kita juga banyak permintaan dari rumah sakit swasta dalam membantu pengobatan pasien TBC," katanya.

Usman menekankan pentingnya dukungan dari semua pihak dalam upaya mencapai target eliminasi TBC, termasuk meningkatkan temuan kasus, meningkatkan pelaporan dan pencatatan kasus, serta memastikan penderita mendapat pengobatan sampai sembuh.

"Kami berharap seluruh pemangku kepentingan dapat terlibat aktif dalam pengendalian TBC," katanya.