Indonesia mencetak sejarah dengan meraih emas pertama dalam gelaran Piala Dunia Menembak atau ISSF World Cup Rifle/Pistol 2023 setelah Arista Perdana Putri Darmoyo/Muhammad Iqbal Raia Prabowo menjadi yang terbaik di nomor 10m Air Pistol Tim Campuran.
Kepastian Arista/Iqbal menyabet emas setelah di final menang telak 16-4 atas Min Kyung Oh/Mose Kim (Korea Selatan 2) di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Senin.
"Bersyukur bisa berjuang hingga akhirnya meraih kemenangan. Ini menjadi medali pertama saya di Piala Dunia. Saya terus berusaha fokus dan berusaha untuk tenang sepanjang perlombaan," kata Arista usai lomba.
Arista menambahkan kemenangan ini tak lepas dari hasil evaluasi pada hari perlombaan, kemarin, di nomor 10m Air Pistol Putri. Arista ketika itu mengaku kurang berani saat menarik pelatuk. Pada sisi lain, ada sedikit persoalan pada senjata, sehingga kurang maksimal. "Pada hari ini, saya lebih yakin dan percaya diri sehingga bisa mengatasi persoalan yang kemarin," kata Arista menambahkan.
Hal senada juga diungkapkan Iqbal. "Hasil ini melampaui batas saya. Sebelumnya saya hanya menargetkan lebih baik dari kemarin. Mendapatkan emas tidak mudah dan ini menjadi batu loncatan saya untuk lebih baik lagi untuk ajang yang lebih tinggi selanjutnya," ujar Iqbal yang kemarin juga meraih perunggu di nomor 10m Air Pistol Putra.
Sejak awal, Arista/Iqbal memang tampil apik. Pada babak kualifikasi mereka berada di posisi pertama dari 18 tim campuran yang bersaing. Pada fase ini, mereka mencetak 579 poin, gabungan dari 287 milik Arista dan Iqbal mencetak 292. Tercatat 18 bidikkan mereka tepat di titik tengah sasaran.
Dengan hasil tersebut, Arista/Iqbal melaju ke putaran final untuk memperebutkan medali emas melawan Min Kyung Oh/Mose Kim (Korea Selatan 2) yang pada babak kualifikasi berada di urutan kedua dengan mengoleksi 577-16x.
Pada babak final Arista/Iqbal kembali tampil gemilang untuk bisa lebih dulu mendapatkan 16 poin. Bidikkan pertama mereka menghasilkan dua poin. Hasil tersebut menambah kepercayaan diri Arista/Iqbal hingga terus unggul hingga tembakan keempat, sehingga skor menjadi 8-0.
Bidikkan kelima, pasangan Korea Selatan berhasil meraih dua poin memperkecil ketertinggalan menjadi 2-8. Kondisi tersebut berlanjut pada tembakan keenam menjadi 4-8. Sorakan penonton kembali bergema, ketika Arista/Iqbal kembali mendulang dua poin yang memperlebar skor menjadi 10-4. Situasi ini berlanjut pada tembakan ketujuh yang membuat skor berubah menjadi 12-4.
Di atas angin, Arista/Iqbal makin dekat dengan juara usai mengubah skor menjadi 14-4. Hingga bidikkan terakhir membawa mereka menang 16-4 sekaligus mencetak sejarah sebagai petembak Indonesia pertama yang meraih emas di World Cup Rifle/Pistol.
Di atas angin, Arista/Iqbal makin dekat dengan juara usai mengubah skor menjadi 14-4. Hingga bidikkan terakhir membawa mereka menang 16-4 sekaligus mencetak sejarah sebagai petembak Indonesia pertama yang meraih emas di World Cup Rifle/Pistol.
Sedangkan perunggu bersama diraih Irina Yunusmetova/Valeriy Rakhimzhan (Kazakhstan 2) dan Sylvia Steiner/Richard Zechmeister (Austria) yang mengalahkan lawan masing-masing pada putaran final.
Baca juga: Atlet DBON saksikan aksi petembak dunia dalam ISSF
Baca juga: Joni Supriyanto terpilih kembali jadi Ketua Umum PB Perbakin
Baca juga: Atlet DBON saksikan aksi petembak dunia dalam ISSF
Baca juga: Joni Supriyanto terpilih kembali jadi Ketua Umum PB Perbakin
Yunusmetova/Rakhimzhan menang atas Ye Jin Oh/Cheongyong/Ye Jin Oh (Korea Selatan 1) dengan 16-10. Sementara Steiner/Zechmeister mengalahkan Nigina Saidkulova/Mukhammad Kamalov (Uzbekistan 2) dengan skor 16-6. Dengan hasil ini, Indonesia selaku tuan rumah untuk sementara berada di peringkat ketiga klasemen sementara perolehan medali dengan satu emas dan satu perunggu.
Posisi pertama di huni Hungaria yang mengantongi dua medali emas. Kemudian Korea Selatan di posisi kedua dengan satu emas dan satu perak. Jepang dan Uzbekistan berbagi tempat di posisi keempat dengan sama-sama meraih satu emas.