Dispar Mataram menyiapkan Rp200 juta untuk penataan wisata "Giong Siu"

id Dispar Mataram,Giong siu,ADWI

Dispar Mataram menyiapkan Rp200 juta untuk penataan wisata "Giong Siu"

Dokumen: Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi (kiri salaman) menyerahkan secara simbolis puluhan ayunan dan tenda kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdawis) objek wisata "Giong Siu" di Kelurahan Babakan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai bagian penataan untuk lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Senin (9/1-2023) (Foto: ANTARA/HO Dispar Mataram)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan dana Rp200 juta untuk penataan sejumlah fasilitas pendukung di objek wisata "Giong Siu" di Kelurahan Babakan sebagai bagian tahap persiapan penilaian setelah diusulkan mengikuti lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat, mengatakan, beberapa kegiatan penataan yang akan dilaksanakan dengan anggaran itu antara lain, pembangunan fasilitas toilet, pedestrian, lapak pedagang kaki lima.

"Kegiatan penataan di objek wisata Giong Siu, kita jadwalkan mulai triwulan dua tahun ini atau sekitar bulan Mei 2023," katanya.

Menurut dia, untuk pembangunan toilet di areal "Giong Siu" dianggarkan sekitar Rp25 juta, sedangkan penataan pedestrian sekitar Rp50 juta. Sementara sisanya, akan digunakan untuk penataan fasilitas lainnya serta pembangunan lapak pedagang kaki lima (PKL) dengan konsep tradisional.

Lapak PKL dengan konsep tradisional adalah lapak  yang dibangun semi permanen terbuat dari kayu, dan menggunakan atap alang-alang.

Selain itu, makanan yang akan dijual di kawasan itu merupakan makanan tradisional, dan akan menggunakan peralatan tradisional juga.

"Konsep lapak dan pedagang tradisional ini mirip dengan agro wisata Kebon Ayu Kabupaten Lombok Barat. Dengan demikian wisata 'Giong Siu' akan memiliki ciri khas tersendiri," katanya.

Sebelumnya, Dispar juga telah menyerahkan 25 unit "hammok" atau ayunan (tempat tidur gantung) dan 25 unit tenda kepada kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bahana Babakan, selaku pengelola "Giong Siu".

"Pemasangan 'hammok' itu menjadi ciri khas serta daya tarik tersendiri bagi pengunjung ke objek wisata 'Giong Siu'," katanya.

Pasalnya, pemasangan "hammok" itu sesuai dengan nama "Giong Siu" merupakan bahasa Suku Sasak yang artinya "giong" adalah ayunan sedangkan "siu" artinya seribu sehingga kalau digabung menjadi Ayunan Seribu atau Seribu Ayunan.

"Ayunan akan kita pasang sebanyak-banyaknya tapi secara bertahap. Yang penting potensi wisata alam itu bisa terkelola dengan baik. Untuk tenda, masyarakat bisa sewa di Pokdarwis," katanya.

Wisata "Giong Siu" merupakan wisata alam yang dinilai memenuhi tujuh kategori untuk dilombakan ADWI meliputi, desa/kelurahan, daya tarik wisata, "homestay", konten digital dan kreatif, suvenir, toilet, dan CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability).

"Di 'Giong Siu' yang belum tertata dari tujuh kategori itu hanya toilet. Fasilitas toilet ada, tapi masih belum representatif, karena itulah tahun ini jadi prioritas," katanya.

Menyinggung tentang target penghargaan ADWI, Denny mengatakan, sebenarnya ia tidak memasang target itu. Namun keikutsertaan "Giong Siu" dalam dalam lomba ADWI 2023 sebagai motivasi penataan kawasan wisata tersebut.

"Target kita bagaimana memperbaiki dan menambah fasilitas yang ada di sana agar masyarakat dapat manfaat. Jika kita berhasil mendapat penghargaan, itu adalah bonus bukan tujuan utama," katanya.