BWS NT I tingkatkan fungsi Bendungan Batu Jai

id BWS NT I tingkatkan fungsi Bendungan Batu Jai

BWS NT I tingkatkan fungsi Bendungan Batu Jai

Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (NT) I di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berupaya mengatasi pendangkalan di dasar Bendungan Batu Jai, di Penujak, Kabupaten Lombok tengah, guna meningkatkan fungsinya. (Kasatker O & P BWS NT I Sujadi)

"Salah satu upayanya yakni menyingkirkan rumput dan tanaman liar seperti enceng gondok, dan sedimentasi di dasar bendungan, menggunakan alat berat," kata Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Operasional & Pemerliharaan (OP) BWS NT I Sujadi.
Mataram (Antara Mataram) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (NT) I di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berupaya mengatasi pendangkalan di dasar Bendungan Batu Jai, di Penujak, Kabupaten Lombok tengah, guna meningkatkan fungsinya.

"Salah satu upayanya yakni menyingkirkan rumput dan tanaman liar seperti enceng gondok, dan sedimentasi di dasar bendungan, menggunakan alat berat," kata Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Operasional & Pemerliharaan (OP) BWS NT I Sujadi, di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan, pihaknya mendatangkan alat berat yang dibeli Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada tahun anggaran 2013, melalui rekanan PT Sumber Logam Nusantara (LSN).

Alat berat Amphibius Catter Grader itu bernilai Rp1,2 miliar lebih dari total plafon anggaran sebesar Rp1,5 miliar lebih.

Namun, alat berat itu belum dipergunakan secara optimal, karena sempat mengalami kerusakan teknis, hingga menimbulkan asumsi adanya pengadaan barang dan jasa milik pemerintah yang tidak sesuai spesifikasi.

Kendati demikian, pihak BWS NT I membantah asumsi tersebut dan memastikan peralatan itu sesuai plafon anggaran yang tersedia.

"Itu memang alat rakitan dan harganya Rp1,2 miliar dari plafon dana sebesar Rp1,5 miliar lebih. Idealnya peralatan seperti itu yang berkualitas tinggi nilainya bisa mencapai Rp7,5 miliar," ujarnya ketika mengklarifikasi asumsi pihak tertentu itu.

Menurut Sujadi, meskipun alat berat untuk mengatasi pendangkalan di dasar Bendungan Batu Jai itu tidak berkualitas tinggi, namun diyakini cukup mampu mengatasi permasalahan mendasar tesebut.

"Dengan alat berat itu saja, sudah bisa mengatasi masalah di lapangan. Makanya kami berharap semua pihak memberi dukungan agar kami dapat bekerja dengan maksimal," ujarnya.

Kehadiran Bendungan Batu Jai guna mengaliri areal pertanian atau wadah penyediaan air baku di Pulau Lombok.

Tampungan efektif Bendungan Batu Jai mencapai 25 juta meter kubik yang memapu mengairi areal irigasi seluas 3.000 hektare, dan penyediaan air baku sebesar 200 liter per detik.

Bendungan yang beroperasi pada 1980-an itu memiliki empat pintu air, masing-masing pintu air mengairi daerah yang berbeda.

Namun, belakangan, mencuat masalah yang harus ditanggulangi agar tidak mempengaruhi volume air baku, dan sasaran irigasi pertanian.

Permasalahan tersebut antara lain pendangkalan dasar bendungan. Kedalaman bendungan yang semula 16 meter, kini mendangkal lebih dari 50 persen yaitu menjadi enam meter, dan 35 persen dari gengangan air sudah ditutupi oleh populasi eceng gondok.

Pada 2014, daya tampung bendungan ini telah menurun dari keadaan awal sebesar 23,5 juta lebih meter kubik, menjadi sebesar 21,4 juta lebih meter kubik, atau penurunannya mencapai dua juta meter kubik dari keadaan awal.

Pendangkalan bendungan dapat diakibatkan karena sedimentasi atau penumpukan lumpur di dasar bendungan serta banyaknya tanaman air seperti enceng gondok.

Tanaman enceng gondok tersebut juga dapat menguapkan air karena tanaman tersebut bertranspirasi, apalagi jumlahnya dalam kapasitas yang banyak sehingga dapat menguapkan air dalam jumlah banyak pula.

Karena itu, dibutuhkan upaya perawatan termasuk penanganan serius pertumbuhan enceng gondok yang tidak terkontrol dan adanya sedimentasi yang besar mempengaruhi umur dan efektifitas bendungan. (*)