Dispar targetkan okupansi hotel di Mataram 60 persen

id Dispar,Okupansi,Mataram

Dispar targetkan okupansi hotel di Mataram 60 persen

Ilustrasi: sejumlah kendaraan melintas di salah satu hotel di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala

Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menargetkan okupansi hotel selama tahun 2023 rata-rata sebesar 60 persen atau meningkat dibandingkan target tahun 2022 sebesar 50 persen.

"Target tersebut kiranya cukup relevan dengan kondisi jumlah kamar yang tersedia dan hunian hotel yang sekarang masih turun naik setiap bulan," kata Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Leni Oktavia di Mataram, Minggu.

Menurutnya, untuk target okupansi sebesar 60 persen tahun 2023 ini pihaknya optimistis bisa tercapai dari berbagai kegiatan baik skala nasional maupun internasional yang sudah dan akan digelar di daerah ini.

"Meskipun kegiatan tersebut tidak berlangsung di Kota Mataram, namun sebagai ibu kota provinsi dan daerah penyangga, Kota Mataram bisa mendapatkan dampak dari berbagai bidang," katanya.

Setelah balap motor World Superbike (WSBK) 3-5 Maret 2023, pada bukan Oktober 2023 juga akan digelar ajang balap motor dunia (MotoGP) di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah. Sementara mengacu pada penyelenggaraan MotoGP tahun 2022, walaupun sebagai daerah penyangga, tingkat keterisian kamar hotel di Kota Mataram cukup tinggi hingga di atas 80 persen. "Harapan kita, saat MotoGP nanti okupansi hotel bisa meningkat. Kita berharap banyak saat MotoGP nanti," katanya.

Baca juga: Menparekraf Sandiga sebut penonton WSBK 2023 capai 59 ribu
Baca juga: Pebalap Toprak yakin bisa susul Bautista di balapan WSBK 2023


Leni mengatakan, target yang dipasang itu cukup realistis sehingga bisa tercapai dan Dispar tidak memungkinkan untuk memasang target 100 persen. "Kalau 100 persen kan sepertinya itu terlalu naif ya dan 60 persen ini target minimal. Mudah-mudahan di MotoGP ini bisa maksimal," katanya.

Seperti pengalaman MotoGP 2022, yang memberikan berdampak signifikan terhadap hunian hotel di Kota Mataram sebagai salah satu daerah penyangga. "Untuk itu, mulai sekarang kami aktif koordinasi bersama pihak terkait. Seperti dengan agen perjalanan untuk mengarahkan tamu atau penonton menginap di Kota Mataram," katanya.

Menurutnya, dengan tamu menginap di Mataram selain berdampak pada okupansi hotel juga berdampak pada pelaku UMKM di Kota Mataram. "Selain menginap, mereka juga akan belanja suvenir dan kuliner di pelaku UMKM Kota Mataram," katanya.