Mataram (ANTARA) - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Barat (NTB) menggandeng Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) setempat untuk mensosialisasikan migrasi yang aman serta peluang kerja ke luar negeri secara prosedural.
"Kami menggandeng PMII karena peran penting salah satu organisasi kemahasiswaan itu sebagai agen informasi kepada masyarakat," kata Kepala BP3MI NTB Mangiring Hasoloan Sinaga di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan selain agen informasi bekerja ke luar negeri secara prosedural, mahasiswa juga dapat menjadi agen informasi dalam hal pencegahan keberangkatan pekerja migran Indonesia (PMI) secara non-prosedural.
Pria yang akrab disapa Bang Naga itu menyebutkan NTB merupakan provinsi dengan urutan nomor empat pengirim PMI terbanyak setelah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Tercatat pada 2022, sebanyak 17.255 PMI dari NTB sudah bekerja di luar negeri dan hingga 10 Maret 2023, sebanyak 10.084 orang PMI yang sudah berangkat ke luar negeri.
"Yang berangkat secara non-prosedural juga cukup banyak. Tahun lalu, kami mencatat data pencegahan sebanyak 406 orang, sedangkan pada 2023 data pencegahan tercatat sebanyak 38 orang," ujarnya.
"Untuk itu, salah satu pesan kami untuk kader PMII serta pengurus besar Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Wilayah NTB yang hadir hari ini agar dapat menjadi agen informasi kepada masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya selalu siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik instansi pemerintah, BUMN, swasta maupun organisasi kemasyarakatan dalam penyebarluasan informasi migrasi aman serta pelatihan berbasis kompetensi dalam upaya peningkatan kualitas calon PMI.
Dalam sosialisasi yang diikuti sekitar 200 orang mahasiswa, BP3MI NTB menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Kepala Balai Latihan Kerja Kabupaten Lombok Tengah dan alumni PMII yang kini menjadi Staf Ahli Bupati Lombok Tengah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BP3MI NTB gandeng PMII sosialisasi peluang kerja di luar negeri