Pemunduran yang terjadi karena persoalan politik juga bisa menjadi bahan perhatian badan-badan olah raga dunia lainnya, termasuk badan bulu tangkis dunia dan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Padahal Indonesia memiliki rencana besar menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.
Sungguh tak terbayangkan jika Indonesia tak bisa bermimpi menjadi tuan rumah Olimpiade atau turnamen-turnamen olah raga akbar global lainnya, gara-gara persoalan yang dihadapi saat ini.
Ajang-ajang seperti Olimpiade dan Piala Dunia FIFA sendiri bukan sekadar panggung olah raga, tetapi juga panggung prestise nasional bagi sebuah negara yang berusaha mencapai tingkat lebih tinggi dalam pergaulan internasional.
Olimpiade 2036 sendiri menjadi impian Arab Saudi dan Qatar yang sama dengan Indonesia, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Setelah sukses menggelar Piala Dunia 2022, Qatar berniat mencalonkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2036, termasuk dengan opsi menggandeng Arab Saudi. Saudi sendiri tak mengesampingkan kesempatan itu.
"Pastinya Olimpiade adalah tujuan terakhir kami. Kami terbuka untuk itu," kata Menteri Olah Raga Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Turki Al-Faisal, pada 22 Agustus 2022.
Bayangkan Arab Saudi dan Qatar menjadi tuan rumah ajang olah raga global yang pasti menghadirkan atlet-atlet seluruh dunia tanpa kecuali, termasuk atlet-atlet Israel.
Komitmen kepada FIFA
Politisasi olah raga memang tak selalu buruk karena dalam beberapa sisi bisa membantu menekan pihak-pihak yang menyalahi kepatutan dalam tata hubungan internasional.
Namun politisasi itu seharusnya tak merusak kemuliaan kompetisi olah raga yang berperan sebagai media yang menyatukan segala perbedaan antar manusia, walau hanya sementara.
Timnas Israel, Piala Dunia U20 serta sikap Indonesia
kewajiban Indonesia untuk mewujudkan turnamen ini sampai tuntas