Mataram, (Antara)- Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat telah membentuk Satgas Cidomo (alat trasportasi lokal) untuk mengatur keberadaan kendaraan umum itu khususnya di Pasar Tradisional Kebon Roek agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
"Satgas itu beranggotakan lima orang bertugas untuk mengatur keberadaan "cidomo" di Pasar Kebon Roek," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dihubkominfo) Kota Mataram H Khalid di Mataram, Rabu.
Khalid yang ditemui usai pembentukan Satgas Cidomo ditandai dengan pemasangan rompi oleh Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengatakan, keberadaan Satgas itu sangat penting dalam mengatur serta mengarahkan para pemilik cidomo agar mau parkir pada lahan yang disediakan, yakni pada bagian samping timur dan belakang pasar.
"Karena selama ini cidomo selalu parkir dibagian depan pasar yang menyebabkan arus lalu lintas setiap hari di persimpangan Kebon Roek sehingga menyebabkan kemacetan," ujarnya.
Cidomo merupakan singkatan dari cikar, dokar, motor ini merupakan alat transportasi lokal yang menggunakan tenaga kuda di Kota Mataram dan kendaraan khas itu masih dipertahankan Pemerintah Kota Mataram karena masih banyak masyarakat yang membutuhkannya.
Ia mengatakan, dengan keberadaan satgas itu diharapkan dapat mengurangi arus kemacetan lalu lintas khususnya di persimpangan Kebon Roek yang merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di daerah ini.
Khalid mengatakan, jika program pembentukan Satgas Cidomo di Pasar Kebon Roek mampu mengurangi kemacetan lalu lintas, maka satgas serupa akan dibentuk pada sejumlah pasar yang dinilai membutuhkaan penataan terhadap parkir cidomo, seperti Pasar Cemare, Pasar Karang Jasi dan Pasar ACC.
"Setiap pagi, keberadaan cidomo di pasar-pasar tersebut mengganggu arus lalu lintas," katanya.
Menurutnya, insentif bagi anggota Satgas Cidomo nantinya akan diambilkan dari jasa pengelolaan pasar karena sesuai dengan ketentuan retibusi yakni 70 persen pengelola 30 persen ke pemerintah.
"Insentif satgas cidomo akan diambilkan dari 70 persen uang pengelolaan," katanya.
Dia mengatakan, setiap harinya cidomo yang beroperasional di Pasar Kebon Roek sekitar 50 unit cidomo. Dari jumlah itu sebagian besar berasal dari luar Kota Mataram.
Akan tetapi karena mereka beroperasional di Kota Mataram, maka mereka harus mematuhi peraturan yang ditetapkan di Kota Mataram.
Dihubkominfo Mataram bentuk Satgas Cidomo
Satgas itu beranggotakan lima orang bertugas untuk mengatur keberadaan "cidomo" di Pasar Kebon Roek