Moskow (ANTARA) - Rusia pada Rabu mengecam rekomendasi Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengenai partisipasi atlet Rusia dan Belarus dalam kompetisi-kompetisi internasional. Ketua Komite Olimpiade Rusia Stanislav Pozdnyakov menyebut keputusan IOC dalam mengizinkan atlet bertanding dengan status atlet netral perseorangan adalah melanggar hak asasi manusia.
"Parameter yang disuarakan benar-benar tidak dapat diterima. Status netral adalah pelanggaran hak asasi manusia, sebagaimana yang disebutkan oleh seorang spesialis dari PBB. Kami menganggap kondisi yang diusulkan tidak masuk akal, tidak berkekuatan hukum, dan berlebihan. Kami sangat tidak setuju dengan tindakan prosedur anti-doping terhadap atlet Rusia," kata Pozdnyakov.
IOC merekomendasikan agar federasi-federasi olahraga internasional melarang atlet Rusia dan Belarus ikut serta dalam kompetisi beregu atau menggunakan bendera nasional, menyanyikan lagu kebangsaan, atau simbol lainnya.
Dalam rekomendasinya, IOC juga akan melarang atlet yang aktif mendukung perang di Ukraina atau yang dipekerjakan sebagai personel militer Rusia atau Belarus atau badan-badan keamanan nasionalnya.
Rekomendasi IOC menyatakan solidaritas kepada Ukraina. Tuntutan Kiev untuk mengecualikan atlet Rusia dan Belarus disebut telah mempertimbangkan 70 konflik bersenjata dan perang yang sedang berlangsung di seluruh dunia, termasuk situasi di Timur Tengah, Tanduk Afrika, dan Kaukasus selatan.
Baca juga: Indonesia ikuti delapan dari 11 ajang Panahan Dunia 2023
Baca juga: FIVB berkomitmen bantu pembinaan prestasi bola voli
Pozdnyakov mengatakan Rusia menuntut kesetaraan untuk semua negara. Meski ada rekomendasi dari IOC, keputusan akhir mengenai partisipasi atlet Rusia dan Belarus tdiputuskan oleh masing-masing federasi internasional cabang olahraga. IOC menjatuhkan sanksi larangan tampil kepada atlet Rusia dan Belarus dari berbagai kompetisi internasional sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu.
Sumber: Anadolu