Solo (ANTARA) -
"Kapan aku ngomong seperti itu, saya tidak merasa diwawancarai. Ketemu (wartawan yang memberitakan, red.) wae ora (saja tidak) kok," katanya saat ditemui wartawan di kediamannya di Solo, Selasa.
Ia mengatakan terkait dengan calon presiden merupakan keputusan ketua umum PDIP.
Ia mengatakan tidak berani mendahului instruksi dari ketua umum partai.
"Tanya Bu Mega, Bu Mega kan (mengatakan, red.) capresnya kader lha kadernya siapa, kadernya banyak termasuk saya," katanya.
Sebagai kader, ia mengaku hanya menunggu instruksi ketua umum.
"Yang punya As-nya beliau, tinggal saya nunggu saja ketua umum merekomendasikan si A, ya hukumnya wajib dimenangkan dan dijalankan," katanya.
Saat disinggung mengenai kedekatan Presiden Jokowi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selama kunjungan kerja Presiden ke Solo Raya dalam beberapa hari terakhir, dikatakannya, merupakan hal yang wajar.
"Hal-hal seperti itu wajar, kalau gubernur kepanjangan tangan Presiden, pemerintah pusat. Kalau dekat ya wajar dalam koridor pekerjaan. Saya juga sebelumnya dekat dengan beliau, pemimpin itu ngayemi (menenangkan), ngayomi (melindungi), ngayani (mencukupi)," katanya.