BLH Mataram bantu 228 Biopori ke Kecamatan

id Biopori

BLH Mataram bantu 228 Biopori ke Kecamatan

Pemberian bantuan biopori itu dilakukan melalui kelurahan, sebab pihak kelurahan yang bertanggung jawab menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan
Mataram,  (Antara)- Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memberikan bantuan 228 biopori dan 50 "setang" atau alat bor kepada enam kecamatan di daerah ini sebagai upaya mengurangi genangan air pada musim hujan.

"Pemberian bantuan biopori itu dilakukan melalui kelurahan, sebab pihak kelurahan yang bertanggung jawab menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Mataram M Saleh di Mataram, Jumat.

Dikatakannya, pembuatan biopori menggunakan pipa berlubang yang ditanamkan ke dalam tanah pada titik-titik terjadinya genangan dengan kedalaman maksimal 80 centimeter, penggunaannya berskala kecil untuk mencegah genangan di halaman rumah.

Biopori dimaksudkan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos.

Ia mengatakan, sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah untuk penyerapan air.

"Dengan demikian biopori dapat berfungsi ganda, yakni untuk resapan air dan pembuat kompos. Sampah-sampah yang masuk ke biopori akan menjadi kompos yang dapat digunakan menyuburkan tanaman," katanya.

Saleh mengatakan, anggaran pengadaan 228 biopori dan 50 alat bor ini sebesar Rp29 juta lebih. Pengadaan biopori ini tergantung kebutuhan dan skala prioritas.

"Pengadaan biopori tergantung dengan anggaran dan skala prioritas program, sehingga tahun 2015 belum tentu akan ada program biopori," ujarnya.

Terkait dengan itu, Saleh berharap masyarakat dapat dengan kesadarannya untuk membuat biopori sendiri, sebab meskipun hutan berada di luar Kota Mataram, namun kota sering menerima kiriman banjir dari daerah lain sebagai akibat dari hutan yang gundul.

Bahkan pada saat terjadi hujan lebat akan membawa lumpur yang mengalir ke sungai kemudian mengendap menjadi sedimen.

"Tingginya sedimen itulah yang memberikan kontribusi terjadinya banjir dan genangan di Kota Mataram," katanya.