BPTP NTB Dorong Petani Terapkan Jajar Legowo

id Jajar Legowo

BPTP NTB Dorong Petani Terapkan Jajar Legowo

Model tanam padi sistem jajar legowo (bppatean.wordpress.com) (1)

"Terkait dengan program swasembada pangan, BPTP NTB berperan dari sisi penerapan teknologi, salah satunya mendorong petani menerapkan sistem jajar legowo,"
Mataram, (Antara NTB) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat terus mendorong para petani untuk menerapkan sistem jajar legowo dalam bercocok tanam padi untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat (NTB0 H Dwi Praptomo S, di Mataram, Rabu, mengatakan upaya mendorong para petani untuk menerapkan sistem jajar legowo tersebut sebagai salah satu strategi mewujudkan Indonesia swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan.

"Terkait dengan program swasembada pangan, BPTP NTB berperan dari sisi penerapan teknologi, salah satunya mendorong petani menerapkan sistem jajar legowo," katanya.

Ia menjelaskan, tujuan utama dari tanam padi dengan sistem jajar legowo, yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir) atau seolah-olah tanaman lebih banyak berada di pinggir.

Manfaat yang diperoleh petani dengan sistem jajar legowo tersebut adalah bertambahnya jumlah tanaman padi, meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan, memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya tanaman pinggir dan mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi.

Selain itu, mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi, mempermuah dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses pemupukan maupun penyemprotan pestisida dan menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris tanaman saja.

Upaya mendorong petani menerapkan sistem jajar legowo, kata Dwi, dilakukan melalui demplot di 10 kabupaten/kota di NTB, agar petani melihat langsung hasil nyata dari teknologi tersebut.

"Kami melakukan demplot dua kali dalam satu tahun di kabupaten yang berbeda dengan luas lahan tanam masing-masing satu hektare," ujarnya.

Upaya mendorong petani menerapkan sistem jajar legowo, kata dia, juga dikoordinasikan dengan Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) NTB, selaku lembaga yang menaungi para penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Dwi berharap dengan semakin banyaknya para petani menerapkan teknologi jajaw legowo, target produksi padi di Provinsi NTB, sebanyak 2,3 juta ton pada 2015 dapat tercapai.

"Kami berharap program peningkatan produksi padi bisa tercapai, tentunya tidak hanya dari sisi teknologi, tapi juga didukung ketersediaan sarana produksi lainnya, seperti pupuk dan benih bersubsidi, serta alat mesin pertanian dan jaringan irigasi yang memadai," ujarnya. (*)