Disnaker Mataram berikan pelatihan 20 purna PMI guna tekan kemiskinan

id Mataram latih purna PMI

Disnaker Mataram berikan pelatihan 20 purna PMI guna tekan kemiskinan

Kegiatan pelatihan keterampilan kerja bidang tata boga bagi purna pekerja migran Indonesia (PMI) dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Senin (10/9-2023). (ANTARA/HO-Disnaker Kota Mataram)

Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), memberikan pelatihan kerja kepada 20 purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) guna mendukung pengurangan angka kemiskinan di kota itu.

"Sebanyak 20 purna PMI itu akan mengikuti pelatihan kerja bidang tata boga selama lima hari. Mulai hari ini (Senin 10/9) sampai Jumat (15/9)," kata Kepala Disnaker Kota Mataram H Rudi Suryawan di Mataram, Senin, usai membuka pelatihan kerja bidang tata boga bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Danatri.

Ia mengatakan pelatihan keterampilan kerja bidang tata boga bagi purna PMI dimaksudkan untuk memberikan perluasan kesempatan kerja guna membantu mencukupi ekonomi keluarga, sekaligus mengurangi angka kemiskinan.

"Harapan kita, pelatihan kerja ini menjadi modal awal mereka untuk membuka lapangan usaha secara mandiri," katanya.

Ia mengatakan sebanyak 20 purna PMI tersebut rata-rata berusia di atas 45 tahun, sehingga sudah tidak memungkinkan bagi mereka bekerja menjadi PMI lagi.

"Jadi mereka kita berikan pelatihan keterampilan kerja bidang tata boga, agar bisa buka usaha sendiri, menciptakan lapangan baru di sektor nonformal, bisa mengurangi pengangguran dan kemiskinan di kota ini," katanya.

Menurutnya, anggaran untuk kegiatan pelatihan keterampilan kerja bidang tata boga bagi purna PMI yang dilaksanakan selama 5 hari itu bersumber dari APBD Kota Mataram sekitar Rp75 juta.

Selain peserta mendapatkan teori dan praktek, kata dia, setelah kegiatan pelatihan selesai, peserta akan mendapatkan peralatan boga berupa 11 jenis barang, seperti kompor gas, tabung gas, mixer, dan peralatan lainnya.

Selain itu, lanjutnya, peserta mendapatkan buku panduan, berbagai resep kue, serta materi-materi sebagai bahan pengingat, serta uang saku.

"Kalau dihitung, alokasi bantuan satu peserta sekitar Rp2,5 juta hingga Rp3 juta," katanya.