Penurunan harga kebutuhan pokok sebabkan NTB deflasi

id Laju Inflasi

Penurunan harga kebutuhan pokok sebabkan NTB deflasi

Ilustrasi - Seorang perempuan memilih sayuran pitsai/sawi di pasar Mandalika Sweta, Mataram, NTB. (Antara Foto) (1)

"Dari 20 komoditas penyumbang deflasi, sebagian besar adalah kebutuhan pokok"
Mataram (Antara NTB) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat merilis NTB mengalami deflasi pada Maret 2016 sebesar 0,06 persen karena harga kebutuhan pokok mengalami penurunan.

"Dari 20 komoditas penyumbang deflasi, sebagian besar adalah kebutuhan pokok, sisanya ada bahan bangunan, tarif listrik dan buah-buahan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Wahyudin, di Mataram, Jumat.

Ia menyebutkan jenis kebutuhan pokok yang menyumbang deflasi, seperti daging ayam ras, telur ayam ras, beras, daging sapi, cabai merah, ikan cakalang dan tongkol.

Kebutuhan pokok yang menyumbang deflasi masuk dalam kelompok bahan makanan yang menyumbang deflasi sebesar 0,23 persen, lebih kecil dibandingkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,36 persen.

Sementara kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan menyumbang deflasi sebesar 0,04 persen.

Untuk kelompok sandang dan kelompok kesehatan, kata Wahyudin, mengalami kenaikan indeks masing-masing sebesar 0,70 persen dan 0,55 persen.

Begitu juga dengan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,18 persen.

"Empat kelompok yang mengalami kenaikan indeks menyumbang pembentukan inflasi NTB pada Maret 2016 sebesar 0,06 persen," kata Wahyudin.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB Ibnu Fiqhi, membenarkan adanya penurunan harga beberapa jenis kebutuhan pokok.

Beberapa kebutuhan pokok yang mengalami penurunan, seperti beras dari Rp9.500 menjadi Rp9.200 per kilogram (kg) untuk kualitas medium, daging ayam ras dari Rp28.000 turun menjadi Rp25.000/kg dan telur ayam ras dari Rp1.400 turun menjadi Rp1.300/butir.

"Fluktuasi penurunan harga paling tinggi terjadi pada daging ayam ras, nanti ketika harga naik fluktuasinya juga relatif tinggi," katanya. (*)