Mataram dan Istambul Diusulkan Jadi Sister City

id kpi turki

Mataram dan Istambul Diusulkan Jadi Sister City

Dr Hamit Ersoy, anggota Komisi Penyiaran Turki mengusulkan agar Mataram dan Istambut jadi "Sister City" pada Rakornas KPI di Mataram, Nusa Tengara Barat .

....Tak pernah dibayangkan oleh Dr Hamit Ersoy, anggota Komisi Penyiaran Turki kalau ternyata Kota Mataram, Lombok punya banyak kesamaan dengan Istambul, kota pelabuhan utama, pusat perdagangan, keuangan dan kebudayaan di Turki".
Mataram, 5/4 (AntaraNTB) - Kota Istambul di Turki ternyata punya banyak kesamaan dengan Kota Mataram. Setidaknya pengakuan itu dilontarkan langsung DR Hamit Ersoy, Anggota Komisi Penyiaran Turki yang bertandang ke Lombok menghadiri seminar internasional penyiaran sebagai rangkaian kegiatan Rakornas KPI 2016. Lantas?

Tak pernah dibayangkan oleh Dr Hamit Ersoy, anggota Komisi Penyiaran Turki kalau ternyata Kota Mataram, Lombok --- punya banyak kesamaan dengan Istambul, kota pelabuhan utama, pusat perdagangan, keuangan dan kebudayaan di Turki.

Hamit juga memperhatikan kehidupan masyarakat Kota Mataram yang dinilainya religius, ramah tamah dan menghargai pluralisme. Setidaknya kesan itulah yang didapatkan selama dua hari berada di Lombok, sebagai salah satu pembicara tamu dalam seminar internasional penyiaran yang merupakan rangkaian kegiatan Rakornas KPI 2016. “Sebagai orang yang dekat dengan Walikota Istambul, Hamit Ersoy berjanji akan mengusulkan Kota Mataram sebagai Istambul sister city,”kata Sukri Aruman, Ketua KPI Daerah Nusa Tenggara Barat.

Menurut Sukri, keinginan Hamit Ersoy yang akan mengusulkan Kota Mataram sebagai kota kembar  Istambul juga disampaikan langsung kepada Dr Judhariksawan SH MH, Ketua KPI Pusat yang juga Presiden IBRAF (Islamic Cooperation Broadcasting Regulatory Authorities Forum).”Saya kira apresiasi yang ditunjukkan seorang Hamit Ersoy memiliki makna strategis bagi Kota Mataram yang akan berkembang menjadi Kota Metropolis yang religius dan pluralis,”katanya di Mataram, Senin (4/3).

Dikatakannya, kabar mengenai usulan menjadikan Istambul-Mataram sebagai sister city juga disampaikan Azimah Subagijo, anggota KPI Pusat dalam acara Pesta Rakyat Peringatan Hari Penyiaran Nasional yang berlangsung di Monumen Gora Alun-alun Udayana, Minggu (3/4).”Bila hal ini bisa terealisasi, maka nanti Sister City Istambul-Mataram sama seperti Sister City Jakarta-Casablanca,”kata Azimah dalam sambutannya yang diberi tepuk tangan hadirin.

Menurut Azimah, ketika Pemerintah DKI menjalin kerjasama dengan Negara Maroko pada tahun 1990-an, maka sejak itu pula, disepakati membuat nama sebuah jalan di Jakarta yakni Jalan Casablanca yang diambil dari ibukota negara Maroko. ”Demikian pula di Kota Casablanca, kita akan menemukan nama sebuah jalan yang diambil dari Ibukota Jakarta. Hal ini tentunya nanti dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Mataram dengan Pemerintah Kota Istambul,”ujar Azimah.

Terkait hal tersebut, Sekda Kota Mataram, Ir HL Makmur Said MM menyambut positif wacana yang dilontarkan KPI Pusat dan KPI Daerah Nusa Tenggara Barat.”Bahkan beliau setuju-setuju saja kalau dimulai  pemberian nama Jalan baru, Jalan Istambul sebagai sebuah terobosan,”ungkap Sukri Aruman menirukan keinginan Sekda tersebut.

Lebih lanjut, Sukri Aruman menuturkan akan segera berkoordinasi dengan Ketua KPI Pusat dan Anggota Komisi Penyiaran Turki DR Hamit Ersoy untuk memfasilitasi tindaklanjut rencana kerjasama menjadikan Kota Mataram sebagai saudaranya Kota Istambul, Turki.” Saya kira ini berkah dari kegiatan Rakornas yang dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat, karena Dr Hamit Ersoy secara tidak langsung telah menjadi Duta Wisata Kota Mataram menuju benua Eropa tepatnya bagi masyarakat Istambul Turki bila kelak akan terwujud Sister city tersebut,”imbuhnya.

Sebagai gambaran, ketika Pemerintah DKI Jakarta menjadikan Jakarta-Casablanca sebagai sister City, maka dibuatlah sebuah nama Jalan yakni Jalan Casablanca yang mulai diresmikan penggunaannya pada pertengahan tahun 1996/1997 dengan total panjang jalan sekitar 5 km. Jalan Casablanca sendiri saat ini sudah menyambung hingga bagian barat mencapai perempatan Roxy dan bagian timur mencapai Pondok Kelapa. Total panjang jalan ini keseluruhan mencapai 20 km dan dilengkapi oleh 6 buah jalan layang dan 3 buah underpass. Salah satu keunikan jalan Casablanca adalah dengan adanya taman ditengah jalan yang cukup lebar, lebar taman tersebut mencapai 5 meter dan dihiasi oleh berbagai macam tanaman besar dimulai dari Tebet hingga dekat jalan Sudirman. Sekitar dua tahun yang lalu, diujung jalan dibangun sebuah monumen dengan hiasan jam diatas monument tersebut.

Pemerintah Kota Mataram tentunya harus mulai menjadi bagian dari masyarakat global dan menjemput wacana menjadikan Mataram sebagai kota kembar Istambul alias Mataram-Istambul Sister City.”Saya kira bila kelak kerjasama ini terwujud, maka akan membuka peluang kerjasama di berbagai sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur kota termasuk dalam bidang penyiaran. Harus kita akui, fenomena demam budaya dan sinetron Turki juga sedang  melanda warga Kota Mataram dan ini harus diantisipasi dengan membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan kedua kota yang punya banyak kesamaan, mulai pelabuhan, warganya yang religius dan lain-lain,”harap Sukri yang akrab disapa Ray ini.

Sukri berjanji akan menindaklanjuti usulan DR Hamit Ersoy dengan menyurati Presiden IBRAF sebagai diplomat dan juru bicara kepada Walikota Istambul di Turki. PIhak KPI Daerah Nusa Tenggara Barat juga akan melakukan hearing dengan Pemerintah Kota Mataram untuk membicarakan berbagai hal termasuk tindaklanjut proses perizinan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Suara Kota 105 FM pasca diterbitkannya Peraturan Daerah oleh Pemerintah Kota Mataram.”Kami pasti dukung keberadaan Suara Kota FM yang merupakan radio kebanggaan warga Kota Mataram itu, apalagi ini radio publik,”imbuhnya.(*)