Waspadai gelombang laut tinggi dan kebakaran akibat siklon 99W

id BMKG, siklon tropis, prakiraan cuaca,Ketinggian gelombang ,Kebakaran lahan

Waspadai gelombang laut tinggi dan kebakaran akibat siklon 99W

Tangkapan layar - Siklon tropis 99W terpantau oleh BMKG berada di Laut Cina Selatan sebelah timur Vietnam, Selasa (17/10/2023). (ANTARA/Andi Firdaus)

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi hingga kebakaran lahan yang dipicu pengaruh siklon tropis 99W pada Rabu.

"Terpantau bibit siklon tropis 99W yang berada di Laut China Selatan sebelah timur Vietnam dengan kecepatan angin 40 km per jam dan tekanan udara minimum mencapai 108,9 hectopascal," kata Prakirawan BMKG Kania Mustikawati dikutip dari jaringan InfoBMKG di Jakarta, Rabu dini hari.

Potensi bibit siklon tropis 99W yang diperkirakan meningkat dalam 24 jam ke depan, kata Kania, dapat memicu tekanan angin dengan kecepatan 10-50 kilometer (km) per jam, bertiup dari arah timur hingga tenggara.

"Masyarakat perlu mewaspadai angin kencang yang berpotensi terjadi di wilayah Aceh, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan," katanya.

BMKG juga menerbitkan peringatan gelombang laut dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter di wilayah Samudra Hindia Barat Daya Sumatera. Fenomena tersebut juga memicu suhu udara di kota-kota besar di Indonesia berkisar antara 21 hingga 36 derajat Celcius, dengan kelembaban udara berkisar antara 40 hingga 100 persen.

Terpaan angin juga berpotensi memicu kebakaran pada lapisan atas permukaan tanah dengan kategori sangat mudah terbakar, seperti di Sumatera bagian tengah hingga selatan, sebagian besar Pulau Jawa dan Bali.

Baca juga: Info cuaca seluruh wilayah Jakarta cerah pada Selasa
Baca juga: Info BMKG Sumsel prakirakan musim hujan mulai November 2023

Selanjutnya Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan (Kalsel), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), sebagian Maluku dan Papua bagian selatan.

"Karena itu kami imbau seluruh masyarakat yang berada di wilayah tersebut untuk menghindari aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan," katanya.