Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi hujan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di awal November 2023 masih berpeluang kecil terjadi.
"Warga diharapkan untuk tetap waspada terhadap kekeringan meteorologis di sebagian wilayah NTB sebagai dampak Elnino ini," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Suci Agustiarini dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu.
BMKG menyatakan, Pada dasarian I November 2023 (1 – 10 November 2023) diprakirakan peluang terjadinya hujan umumnya masih sangat rendah. Diperkirakan curah hujan dengan intensitas kurang 20 milimeter/dasarian memiliki probabilitas kejadian lebih 30 persen.
"Berpotensi terjadi di sebagian wilayah Kota Mataram, sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat bagian Utara, serta sebagian wilayah Kabupaten Lombok Tengah bagian Barat," katanya.
Kondisi dinamika atmosfer berdasarkan hasil monitoring ENSO terakhir menunjukkan indeks ENSO (+1.71) dan IOD sebesar (+2.01). Kondisi IOD positif diprediksi bertahan hingga akhir 2023 dan El Nino moderat diprediksi terus bertahan hingga Desember 2023-Januari-Februari 2024.
Aliran massa udara di wilayah Indonesia masih didominasi oleh angin timuran. Aliran massa udara diprediksi masih didominasi oleh angin timuran dengan kecepatan yang melemah. Suhu muka laut di wilayah Indonesia umumnya menunjukkan kondisi lebih dingin.
"Kemudian kondisi hangat tersebut tetap meluas pada Desember 2023 hingga April 2024," katanya.
Sementara itu, kondisi SST di perairan barat Sumatera berada pada kondisi dingin mulai dari November hingga Desember 2023.Analisis MJO menunjukkan MJO tidak aktif di wilayah Indonesia, diprediksi tetap tidak aktif hingga awal dasarian I November 2023.
"MJO berkaitan dengan aktivitas konveksi/potensi awan hujan di wilayah Indonesia," katanya.
Memasuki masa peralihan menuju musim hujan 2023/2024, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan secara tiba-tiba, angin kencang yang dapat terjadi dan bersifat lokal. Masyarakat NTB diimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.
"Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan. Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah yang sering terjadi kekeringan," katanya.