Washington (ANTARA) - Juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Jumat (9/2) menyampaikan keprihatinan dan kekhawatiran atas rencana evakuasi warga sipil dari Rafah di Gaza oleh perdana menteri Israel.
“Kami sangat khawatir dengan nasib warga sipil di Kota Rafah,” kata Dujarric kepada awak media di New York.
Pernyataan itu disampaikan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mengembangkan rencana ganda guna mengevakuasi warga sipil dari Rafah dan untuk mengalahkan batalyon Hamas yang tersisa.
“Yang pasti, masyarakat harus dilindungi, tetapi kami juga tidak ingin melihat pengungsian paksa, pengungsian massal secara paksa, yang menurut definisi bertentangan dengan keinginan mereka,” ujar Dujarric.
Dia juga menegaskan bahwa PBB tidak akan mendukung evakuasi paksa dengan cara apa pun, yang melawan hukum internasional.
“Kepadatan penduduk Rafah yang belum pernah terjadi sebelumnya membuat upaya untuk melindungi warga sipil jika terjadi serangan darat hampir mustahil,” katanya.
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), lanjut Dujarric, situasi stagnan di Rafah telah mencapai titik di mana rute-rute biasa diblokir tenda-tenda yang didirikan keluarga-keluarga yang mencari tempat datar dan bersih.
Baca juga: Keterlaluan!! Israel tangkap delapan staf Bulan Sabit Merah Palestina
Baca juga: Warga di sejumlah negara Eropa unjuk rasa tuntut gencatan senjata di Gaza
Dalam tiga bulan belakangan, kota (Rafah) telah menghasilkan sampah yang setara dengan jumlah sampah selama setahun, menurut pemerintah kota itu.
“OCHA mengatakan krisis makanan, air bersih, layanan kesehatan dan fasilitas sanitasi mengakibatkan penyakit dan kematian yang seharusnya dapat dicegah,” kata Dujarric.
Meskipun sudah ada keputusan sementara dari Mahkamah Internasional, Israel terus menggempur Jalur Gaza, di mana sedikitnya 27.947 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, terbunuh dan 67.459 orang lainnya terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Israel meluncurkan serangan ke Jalur Gaza sejak kelompok Palestina Hamas melakukan serangan lintas batas yang menurut Tel Aviv telah menewaskan hampir 1.200 orang.
PBB menyebutkan bahwa agresi Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah krisis makanan, air bersih dan obat-obatan, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah kantong itu rusak atau hancur.
Sumber: Anadolu
Berita Terkait
KFCRIS soroti perlunya reformasi DK PBB
Minggu, 1 Desember 2024 9:11
Veto Amerika di Dewan Keamanan PBB tunjukkan standar ganda
Sabtu, 23 November 2024 5:53
Indonesia tetap pertahankan personel TNI di UNIFIL
Jumat, 22 November 2024 17:25
Sejumlah anggota DK PBB kecam veto ke-4 AS atas resolusi gencatan senjata di Gaza
Kamis, 21 November 2024 10:25
Prabowo: RI bantu danai kegiatan WHO sebesar 30 juta dolar AS
Rabu, 20 November 2024 17:48
Presiden RI Prabowo dan Sekjen PBB bahas sejumlah isu strategis
Senin, 18 November 2024 6:18
Palestina sambut baik adopsi resolusi PBB untuk kemerdekaan
Sabtu, 16 November 2024 5:44
Tuan rumah COP29 mendesak negara maju bantu mitigasi krisis iklim
Kamis, 14 November 2024 5:39