Dramatis perebutan kekuasaan dalam serial "Shogun"

id Serial Shogun,Disney+,Rachel Kondo,Justin Marks

Dramatis perebutan kekuasaan dalam serial "Shogun"

Potongan adegan dari serial drama sejarah terbaru “Shogun” di layanan Disney+. (ANTARA/imdb)

Jakarta (ANTARA) - Serial drama sejarah terbaru “Shogun” karya Rachel Kondo & Justin Marks siap tayang di Disney+ pada 27 Februari 2024 dalam 10 episode dan menampilkan kisah epik dari Lord Yoshii Toranaga yang berjuang untuk hidupnya saat musuh-musuhnya di Dewan Bupati bersatu ingin melawannya.

Cerita adaptasi dari novel terlaris James Clavell dengan judul sama ini dimulai dengan ditemukannya sebuah kapal misterius asal Eropa di dekat desa nelayan kawasan Jepang pada tahun 1600-an. Masyarakat sekitar pun geger dan segera memanggil aparat setempat untuk memeriksa kapal beserta isinya itu.

Ternyata, kapal tersebut dibawa oleh seorang pilot asal Inggris bernama John Blackthorne (Cosmo Jarvis) yang datang bersama awak kapal beserta muatan senjata dalam jumlah besar. Dalam perjalanan mereka menuju suatu tempat, kapal tersebut mengalami masalah hingga terdampar di desa nelayan tersebut.

Potongan adegan dari serial drama sejarah terbaru “Shogun” di layanan Disney+. (ANTARA/imdb)


Bukannya mendapat sambutan baik, Blackthorne dan awak kapalnya mendapat siksaan kejam dari aparat setempat karena kemunculan mereka yang mencurigakan. Tidak hanya itu, perbedaan bahasa menjadi masalah baru di antara kelompok Blackthorne dan warga sekitar, sehingga para pendatang asal Inggris itu sempat ditahan oleh aparat setempat.

Di tengah negosiasi Blackthorne dan aparat terkait agar mereka bisa dibebaskan, muncul masalah baru saat kemelut politik di wilayah pusat Jepang yang menyebabkan ketidakstabilan pemerintahan.

Blackthorne pun mengambil kesempatan itu untuk membantu Lord Yoshii Toranaga (Hiroyuki Sanada), pemimpin wilayah desa nelayan tempatnya terdampar sekaligus salah satu Shogun terbaik di Jepang.



Toranaga bersama keluarganya yang sedang bermukim di pusat pemerintahan Jepang mendapat tekanan dari Dewan Bupati yang diprovokatori oleh Ishido Kazunari (Takehiro Hira) untuk dilengserkan dari sana.

Dewan Bupati tersebut diisi oleh para Shogun atau pemimpin militer paling berpengaruh di Jepang, dan menuntut Toranaga untuk segera mundur dari jabatannya. Sayangnya, Ishido berambisi untuk melengserkan Toranaga sekaligus melenyapkannya bersama keluarga mereka.

Oleh karena itu, Blackthorne menjanjikan sebuah kemenangan untuk Toranaga bersama sekutunya, jika dirinya bersama awak kapal yang pergi bersamanya dibebaskan.

Blackthorne membawa rahasia yang dapat membantu Toranaga meningkatkan skala kekuasaan dan menghancurkan pengaruh besar musuh Blackthorne sendiri (para pastur dari ordo Jesuit dan pedagang Portugis).

Nasib Toranaga dan Blackthorne pun terkait erat dengan penerjemah mereka, yakni Toda Mariko (Anna Sawai), seorang wanita bangsawan Kristen misterius dan keturunan terakhir dari garis keturunan tercela. Suami Mariko, Toda Buntaro (Shinnosuke Abe) merupakan keluarga sekaligus prajurit di bawah kekuasaan Toranaga.

Saat melayani Toranaga di tengah lanskap politik yang penuh tantangan ini, Mariko harus mendamaikan persahabatan barunya dengan Blackthorne, komitmennya terhadap keyakinan yang menyelamatkannya, dan kewajibannya terhadap mendiang sang ayah.

Akankah kelompok tersebut berhasil mempertahankan hidupnya?

Perebutan kekuasaan antar pemimpin

Serial “Shogun” membahas lebih dalam perihal Shogun yang mengambil sudut pandang dari Lord Yoshii Toranaga. Shogun merupakan pemimpin militer turun-temurun yang secara teknis ditunjuk oleh kaisar, melansir dari situs National Geographic.

Namun, kekuasaan sebenarnya ada di tangan para Shogun sendiri, yang bekerja sama dengan kelas-kelas lain dalam masyarakat Jepang. Shogun bekerja dengan pegawai negeri untuk mengelola berbagai program, seperti penarikan pajak dan perdagangan.



Mereka juga bekerja dengan daimyo atau pemilik tanah kaya dalam menjalankan roda perekonomian. Tidak hanya itu, Shogun juga bekerja dengan samurai, yakni kelas prajurit yang biasanya dipekerjakan oleh daimyo.


Di masa mudanya, Toranaga dikenal sebagai pemimpin militer cemerlang yang telah meraih kemenangan perang sejak usia muda. Berkat kerja kerasnya, Toranaga dikenal sebagai salah satu Shogun paling berpengaruh di Jepang dan bergabung dalam Dewan Bupati untuk menjalankan perintah langsung dari kaisar.

Wilayah kekuasaannya pun luas, termasuk desa nelayan tempat Blackthorne dan awak kapalnya terdampar. Semua berjalan damai hingga meninggalnya pemimpin Dewan Bupati dan membuat politik pemerintahan Jepang menjadi tidak stabil.

Istri kedua dari pemimpin Dewan Bupati yang meninggal itu, yakni Ochiba no Kata (Fumi Nikaido) pun mencoba segala cara untuk melengserkan Toranaga. Termasuk bekerja sama dengan Ishido Kazunari (salah satu Dewan Bupati) agar putra semata wayangnya terhindar dari ancaman kekuasaan di masa depan.


Hal inilah yang menjadi titik balik perjuangan Toranaga bersama sekutunya untuk mempertahankan hidup mereka. Toranaga pun bekerja sama dengan Kashigi Yabushige (Tadanobu Asano), meskipun tahu bahwa Yabushige merupakan orang yang suka berkhianat dan selalu mengambil keuntungan sendiri.

Rasanya konflik politik antara Toranaga dan Dewan Bupati ini cukup relevan dengan situasi politik di Indonesia saat ini. Fitnah hingga adu domba turut menyertai gelombang politik di masa lampau dan tergambar jelas melalui serial ini.

Meskipun waktu berlalu dengan panjang, politik adu domba dan kebohongan ini tetap menjadi entitas politik tidak sehat di berbagai wilayah.

Sedikit banyak, penonton dapat melihat kejamnya dunia politik dan bagaimana para pemimpin menyelesaikannya dengan cara mereka sendiri, termasuk melakukan tindakan tidak terpuji.



Gambaran peran perempuan di masa lalu

Selain menyorot Toranaga, serial “Shogun” juga membahas tangguhnya para perempuan di masa lampau, khususnya di era Jepang 1600-an. Salah satunya Mariko, yakni salah satu keluarga Toranaga sekaligus penerjemah antara Toranaga dan Blackthorne.


Pembawaannya yang tenang, anggun, dan cerdas ini berhasil meredakan ketegangan yang kerap terjadi di antara Toranaga dan Blackthorne. Tidak segan Mariko berusaha mengupayakan keadilan dalam setiap tindakan yang dilakukannya.

Sayangnya, kecemerlangan Mariko dalam membantu Toranaga disambut negatif oleh sang suami, Toda Hirokatsu atau Buntaro. Buntaro yang memiliki pemikiran patriarki ini tidak ingin membuat Mariko bersinar lebih terang darinya, sehingga konflik antara keduanya pun tidak dapat dihindari.

Buntaro merupakan gambaran pria masa lalu yang kebanyakan, tidak semua, memandang perempuan berada di bawah level mereka. Bagi pria seperti Buntaro, perempuan haruslah tinggal di rumah, bekerja selayaknya ibu rumah tangga pada umumnya dan menjauhi dunia politik.


Kenyataan pahitnya, pria seperti Buntaro masih banyak ditemukan di era modern saat ini. Padahal, sudah banyak orang yang menyuarakan kesetaraan gender (pria dan perempuan) dan kebebasan untuk para perempuan di seluruh dunia.

Tidak hanya Mariko, perempuan lain di serial “Shogun” juga digambarkan sebagai sosok tangguh dan pemberani dalam menyikapi berbagai hal. Ada Usami Fuji (Moeka Hoshi) yang baru saja menjanda karena kematian suami dan anaknya, sehingga harus bertahan dalam menemukan tujuan baru di tengah perjuangan Toranaga selaku pemimpinnya.

Jangan lupakan Ochiba no Kata, yakni perempuan di balik kemelut politik antara Toranaga dan Dewan Bupati. Meskipun berseberangan idealisme dengan Toranaga, Ochiba no Kata adalah salah satu perempuan pemberani dan “nekat” yang sebenarnya jarang ditemukan di era Jepang masa lampau.

Serial “Shogun” dengan apik menampilkan kekuatan antara pria dan perempuan dalam proporsi sama. Penonton pun tidak akan bosan dengan berbagai sentimen politik yang ada di dalamnya, sehingga “Shogun” sangat layak untuk ditonton saat waktu luang.

Antara tahta, harta, dan cinta

Selain menampilkan kemelut politik antara Toranaga dan lawan politiknya, “Shogun” juga memperlihatkan sisi lain dari pemerintah Jepang masa lampau yang kerap mengambil keuntungan pribadi dari masalah tersebut.

Alih-alih menjaga kestabilan negara demi warganya, nyatanya para pemimpin yang digambarkan di serial “Shogun” hanya mementingkan jabatan dan kekayaan yang bisa dipertahankan atau diambil oleh mereka. Lagi-lagi serial ini memperlihatkan betapa bobroknya sistem politik di suatu negara, jika oknum pejabat di dalamnya hanya bernafsu untuk memikirkan keuntungan pribadi semata.

Di tengah persaingan politik yang sengit, “Shogun” juga memperlihatkan momen manis dari kisah percintaan masing-masing karakter. Mulai dari kesetiaan terhadap suami, bentuk cinta yang baru, hingga pengorbanan seseorang terhadap orang yang dicintainya.

Penonton pun dapat sedikit bernapas lega saat momen-momen manis ini dihadirkan dalam serial “Shogun”. “Shogun” adalah serial sejarah yang menggambarkan situasi kemelut politik yang cukup intens, sehingga penonton dapat melemaskan pikiran saat momen percintaan dari para tokoh di dalamnya muncul.

Baca juga: Serial "Mendua" bawa drama rumah tangga dengan sentuhan Indonesia
Baca juga: Serial baru Minho SHINee "The Fabulous" bakal tayang 23 Desember


Sementara itu, serial “Shogun” akan tayang di layanan video berbayar Disney+ mulai 27 Februari 2024. Penayangan pertama “Shogun” akan menampilkan dua episode pertama, dan dilanjut dengan satu episode baru setiap minggunya.

"Shogun" diproduksi oleh FX Productions dan menampilkan deretan aktor serta aktris berbakat, antara lain Anna Sawai, Hiroyuki Sanada, Cosmo Jarvis, Tadanobu Asano, dan lainnya.