Jakarta (ANTARA) - Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta meminta masyarakat jangan terpengaruh dengan isu konflik geopolitik di Timur Tengah.
"Jangan sampai terjebak kepentingan tertentu karena bisa saja informasi yang beredar sudah tak sesuai dengan fakta," kata Riyanta di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, belakang banyak isu sesat terkait dengan konflik geopolitik di Timur Tengah yang beredar di tengah masyarakat. Isu itu sengaja disebar oleh pihak tertentu untuk mencipta propaganda demi kepentingan sebagian pihak. Riyanta menilai seluruh pihak sebaiknya menahan diri untuk tidak melakukan interpretasi atas konflik apabila tidak mempunyai data, informasi, dan pengetahuan yang cukup.
"Paling baik adalah percayakan pada Pemerintah untuk langkah-langkah selanjutnya," ujar Riyanta.
Baca juga: Jumlah tenaga kesehatan tewas di Jalur Gaza berjumlah 350 lebih
Baca juga: Eskalasi di Timur Tengah tidak menguntungkan siapa pun
Terlebih, isu konflik di Timur Tengah berpotensi menimbulkan reaksi tertentu untuk kelompok masyarakat tertentu di Indonesia. Oleh karena itu, dia berharap Pemerintah mengambil andil dengan menekan penyebaran isu yang bersifat menggiring opini.
"Pemerintah sebaiknya berada di garis depan dalam urusan politik atau konflik di luar negeri agar masyarakat tidak kehilangan arah," katanya.
Berita Terkait
Pengamat: Eskalasi konflik Timur Tengah tak berdampak ke RI
Jumat, 26 April 2024 13:36
Irak peringatkan bahaya eskalasi militer pada konflik Israel-Iran
Minggu, 21 April 2024 18:54
Eskalasi di Timur Tengah tidak menguntungkan siapa pun
Sabtu, 20 April 2024 6:13
Iran sebut krisis berakhir jika Israel stop operasi militer
Jumat, 19 April 2024 12:33
Bapanas optimalkan serap pangan cegah gejolak global
Jumat, 19 April 2024 7:06
Indonesia tak ingin melihat eskalasi konflik di Timur Tengah
Kamis, 18 April 2024 16:57
Pemerintah komunikasi intensif dengan pemimpin dunia
Rabu, 17 April 2024 5:40
Tensi politik Timur Tengah salah satu penyebab anjloknya IHSG
Selasa, 16 April 2024 17:51