Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menilai pidato politik Megawati Soekarnoputri saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDI Perjuangan di Jakarta, Jumat, merupakan sinyal kuat Megawati mendukung Puan Maharani untuk regenerasi sebagai ketua umum berikutnya.
“Statement Megawati ini bisa menjadi kode keras bagi struktur kepartaian PDI Perjuangan (PDIP) untuk mulai mengonsolidasikan kekuatannya mendukung Puan sebagai penerus Megawati ke depan,” kata Direktur Eksekutif IndoStrategic di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Megawati goda Puan Maharani jadi Ketua Umum PDIP
Dalam pidato politiknya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sempat berkelakar meminta bertukar posisi dengan Puan yang saat ini menjabat Ketua DPR RI.
“Jadi saya, kalau beliau pamit, kemarin itu ikut di Bali, lalu kapan itu ke Meksiko. Lalu saya bilang, 'Gantianlah sama saya. Saya, deh, yang jadi ketua DPR, kamu yang jadi ketua umum.’ He-he-he,” kata Megawati sambil tertawa saat menyampaikan pidato politiknya.
“Loh enak-enak saja, masa saya yang disuruh nongkrong di sini. Terus keadaannya gonjang ganjing enggak jelas. He-he-he,” sambung dia.
Menurut Umam yang juga dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina itu, ungkapan itu dapat dianggap sebagai dukungan terbuka Megawati kepada Puan untuk menjadi ketua umum partai selanjutnya.
“Statement Megawati ini merupakan sinyal kuat akan terjadi regenerasi kepemimpinan PDIP dalam kongres PDIP mendatang,” kata Umam.
Baca juga: Megawati singgung pemimpin otoriter populis di Rakernas PDIP
Dia menilai dukungan itu wajar, karena Puan merupakan anak kandung Megawati, yang juga mengikuti jejak ibunya mengabdikan diri di PDI Perjuangan.
“Puan bukan hanya anak biologis, tetapi juga anak ideologis Megawati, yang tidak akan mungkin mengkhianati agenda perjuangan ibunya sendiri,” kata pengamat politik IndoStrategic itu.
Tidak hanya sinyal mendukung Puan, Umam menilai pidato politik Megawati juga mengindikasikan sikap PDIP sebagai oposisi pemerintahan periode 2024–2029 yang dipimpin oleh pasangan presiden-wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Cara Megawati melecut semangat para kadernya dengan meneriakkan PDIP tahan banting, takut atau tidak, berani apa tidak, merupakan indikasi kuat PDIP akan mengambil sikap sebagai oposisi di hadapan pemerintahan Prabowo-Gibran,” kata Umam.
Baca juga: Pidato Ketum Megawati belum tentukan PDIP menjadi oposisi Prabowo
PDI Perjuangan menggelar Rakernas V di Jakarta pada Jumat sampai dengan Minggu (26/5). Kegiatan itu diikuti 2.160 kader-kader partai mulai dari tingkat pusat sampai pengurus cabang. Namun, pada acara pembukaan rapat, yang diisi dengan pidato politik dari Megawati selaku ketua umum, PDIP mengundang tamu selain kader, sehingga total peserta berjumlah 4.859 orang.
Tamu-tamu selain kader yang diundang itu mencakup pimpinan partai politik pendukung Ganjar-Mahfud, menteri-menteri dari PDI Perjuangan, menteri-menteri sahabat, para senior partai, tokoh-tokoh nasional, relawan pendukung Ganjar-Mahfud, aktivis kelompok masyarakat sipil, aktivis demokrasi, dan cendekiawan.
Rakernas V PDIP mengangkat tema "Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang" dengan subtema "Kekuatan Kesatuan Rakyat, Jalan Kebenaran yang Berjaya".
Baca juga: Rakernas PDIP bahas sikap politik hingga pilkada 2024