Jakarta (ANTARA) - Kepala Center of Digital Economy and Small and Micro Enterprises (SMEs) INDEF Eisha Maghfiruha menuturkan bahwa peningkatan keterampilan sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang penting untuk memperkuat daya saing Indonesia.
“Keterampilan pekerja, bagaimana mereka bisa menggunakan teknologi, capital (barang modal) mesin, peralatan, dan lain-lain, intinya yang dibutuhkan adalah tenaga kerja produktif,” ujar Eisha Maghfiruha di Jakarta, Senin.
Ia pun mengatakan bahwa pendidikan tinggi penting untuk membentuk SDM yang mumpuni sesuai dengan kebutuhan pasar serta dapat mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Ekonom Universitas Paramadina Handi Risza menyatakan bahwa hanya 6-7 persen warga Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Hal tersebut pun membuat kualitas SDM Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga.
Ia menuturkan bahwa berdasarkan Human Capital Index yang dirilis oleh Bank Dunia, indeks sumber daya manusia di Singapura, Malaysia, dan Thailand, kini jauh di atas Indonesia.
“Benar-benar harus paralel ini proses pembangunan yang kita harus lakukan, mulai dari SDM, penguatan atau pendalaman industri, sektor pertanian, dan lain sebagainya,” kata Handi.
Ia menyampaikan bahwa pada masa Presiden B. J. Habibie, Indonesia pernah menerapkan strategi pembangunan yang mirip dengan Jepang, Korea Selatan, dan China, yakni berfokus pada pengembangan SDM.
Baca juga: IHGMA NTB bangun SDM industri perhotelan sesuai trend pariwisata kekinian
Baca juga: Astra menggelar pembinaan SDM pendidik di Sumba Timur
“Tapi, problem di kita ini adalah konsistensi dan kontinuitas dari sebuah kebijakan yang tidak bertahan lama,” ucapnya.
Handi pun mengatakan bahwa konsistensi kebijakan penting untuk mendukung kesuksesan pembangunan sumber daya manusia nasional.
“Silakan dirancang (suatu kebijakan pengembangan SDM nasional) mulai dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang,” imbuhnya.