Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menerima gelar Honorary Professor (Profesor Kehormatan) dari Tsinghua University atas kontribusinya dalam hubungan persahabatan antara Indonesia dengan China.
"Presiden berkeinginan agar saya dapat menerimanya. Saya juga sempat bertanya ke pihak Tsinghua apa sebab mereka mengamanatkan gelar ini. Mereka berkata bahwa saya berkontribusi atas terjalinnya hubungan persahabatan yang begitu erat antara Indonesia dan Tiongkok," ujar Luhut dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Tsinghua University mengamanatkan gelar itu kepada Luhut karena kontribusinya yang signifikan dalam mempererat hubungan persahabatan antara Indonesia dan China, yang dianggap telah membawa keuntungan bagi kedua negara dan juga kawasan.
Luhut menyampaikan kabar mengenai penganugerahan gelar ini langsung dilaporkannya kepada Presiden Joko Widodo. Selama ini, ia beberapa kali mendapatkan tawaran penghargaan serupa dari universitas lain, namun selalu menolak.
"Bagaimana bisa ? Lulusan Akademi Militer yang hanya mengerti kata siap dan laksanakan, tak pernah menyukai pelajaran aljabar dan matematika, mendapatkan gelar terhormat dari salah satu cabang ilmu pengetahuan. Apalagi gelar tersebut datang dari kampus nomor 1 di Asia dan 12 terbaik dunia," ucap Luhut.
Luhut mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah China atas rasa persahabatan dan saling percaya yang terjalin erat selama ini. Ia berharap bahwa persahabatan kedua negara akan terus terjalin dan semakin kokoh.
"Amanat ini akan saya dedikasikan sebagai komitmen untuk terus melanjutkan pengabdian kepada bangsa dan negara, dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia yang unggul dan berdaya saing demi mempersiapkan era Indonesia Emas 2045," kata Luhut.
Baca juga: Menteri Marves Luhut beri saran Prabowo pilih menteri rekam jejak bagus
Baca juga: Menko Marves bidik digitalisasi timah tuntas Juni untuk cegah korupsi
Dalam sambutannya, Luhut juga sempat mengenang perjalanan hidupnya dan nilai-nilai kerja keras yang diwariskan oleh ayahnya, seorang mantan sopir bus AKAP di Sibualbuali.
"Kerja keras dan sikap pantang menyerah itulah yang mengubah jalan hidupnya, menjadikannya orang pertama di Indonesia yang pernah belajar di Cornell University. Sikap tersebut juga yang saya teladani untuk menjadi seorang profesional, di mana pun saya bekerja," kata dia.