Pembangunan klinik yatim mulai disosialisasikan di Lombok Tengah

id Klinik Yatim ,Lombok Tengah ,NTB,Yatim Pintu

Pembangunan klinik yatim mulai disosialisasikan di Lombok Tengah

Acara sosialisasi pembangunan klinik Yatim dan Dhuafa Tersenyum di bekas pasar Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB, Selasa (18/06/2024). (ANTARA/Akhyar Rosidi)

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), melaksanakan sosialisasi pembangunan rumah sakit atau klinik yatim dan dhuafa di Desa Labulia, Kecamatan Jonggat.

"Di lahan eks pasar ini akan dibangun klinik yatim," kata Wakil Bupati Lombok Tengah, HM Nursiah saat acara sosialisasi tersebut di Praya, Selasa.

Ia mengatakan pasar ini telah lama dibangun, namun operasional kurang maksimal, karena ada pasar di Kabupaten Lombok Barat yang jaraknya lebih dekat dan lebih besar.

"Lahan ini diubah fungsinya dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," katanya.

Baca juga: Pemkab Lombok Tengah menyiapkan lahan pembangunan klinik anak yatim

Pembangunan klinik ini sebagai bentuk perhatian dan komitmen pemerintah daerah terhadap anak yatim-piatu dan masyarakat Lombok Tengah. Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan rasio jumlah penduduk.

"Dokter yang akan mengisi klinik ini telah dipersiapkan melalui program mahasiswa kedokteran bagi penghafal Al-Quran," katanya.

Pembangunan klinik yatim itu akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat maupun dampak sosial, karena akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang ada di perbatasan ini cukup jauh ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya.

"RSUD Praya saat ini sedang proses untuk naik tingkat untuk peningkatan pelayanan kesehatan," katanya.

Baca juga: Pemkab Lombok Tengah menyiapkan lahan pembangunan klinik anak yatim

Sementara itu, Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri mengatakan sumber dana program beasiswa kedokteran bagi penghafal Al-Quran tersebut berasal dari sedekah para Aparatur Sipil Negara (ASN).

Setelah mereka selesai kuliah, mereka bekerja di Klinik Yatim dan Dhuafa Tersenyum dan memberikan pelayanan kepada anak yatim-piatu secara gratis. Sedangkan untuk proses pembangunan dimulai tahun ini dengan penimbunan lahan, sehingga setelah selesai kuliah pembangunan klinik ini bisa rampung.

"Pelayanan itu gratis kepada anak yatim-piatu dan dhuafa," katanya.*