Menjejak Mandalika dari Jakarta

id kta mandalika lombk

Menjejak Mandalika dari Jakarta

Sejumlah wisatawan berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Pantai Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (10/10/2017). PT PLN (Persero) memprediksi kebutuhan listrik di KEK Mandalika itu baru sebesar 65 MW pada 2025, dan akan

....Sebenarnya, Kuta Mandalika memiliki sejarah panjang sebagai kawasan wisata, kemudian menjadi kawasan ekonomi khusus....
           Mataram (Antaranews NTB) - Menggapai pantai-pantai eksotis di Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui jalan darat dari Jakarta bisa dinilai melelahkan, tidak ekonomis atau "lebay".

         Semua alasan tersebut bisa benar, bisa juga tidak. Tergantung kondisi dan kapan kegiatan tersebut dilaksanakan.

         Jarak Jakarta ke Kuta Mandalika NTB memang cukup jauh, 1.337 km dengan masa tempuh yang beragam. Tergantung kondisi jalan tol dan jalan raya menuju Lombok.

         Dalam kondisi normal, lama tempuh Jakarta ke Mandalika bisa satu hari plus tujuh jam, atau 31 jam, tetapi pada hari-hari libur, dibutuhkan waktu 35 jam. Melelahkan, bagi sebagian orang, tetapi mungkin tidak bagi yang lain.

         Pertanyaan pertama, layakkah berkendaraan dari Jakarta ke Kuta Mandalika. Pertanyaan bodoh sebenarnya. Tentu saja layak, bahkan layak sekali.

         Sama layaknya menempuh 1.349 km untuk menggapai Padang dari Jakarta atau menempuh 1.324 km ke Pekanbaru. Terlebih lagi Kuta Mandalika sudah ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) oleh Presiden Jokowi.

         Sebenarnya, Kuta Mandalika memiliki sejarah panjang sebagai kawasan wisata, kemudian menjadi kawasan ekonomi khusus.

         Presiden Soeharto sudah meresmikannya menjadi kawasan wisata 29 tahun lalu atau pada 1988. Kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikannya sebagai kawasan wisata pada 21 Oktober 2011 di tanah seluas 1.175 hektare.

         Pada 20 Oktober 2017, Presiden Joko Widdodo meresmikannya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. Apa sebenarnya keistimewaan Mandalika?
    Willayah ini mempunyai lima pantai indah, yakni Pantai Kuta, Pantai Serenting, Tanjung Aan, Pantai Seger, dan Pantai Gerupuk. Di luar kawasan itu, masih ada sejumlah pantai yang membentang di sekitarnya, sebut saja Pantai Mawun yang eksotik, di sebuah teluk, tetapi memiliki spot berselancar yang sempit tetapi punya tantangan khas.

         KEK Mandalika juga akan memiliki lapangan golf, gedung dan ruang-ruang konferensi dan pameran bertaraf internasional, lapangan golf serta sirkuit balap kelas dunia.

         Tentang hal ini, sudah banyak diberitakan menjelang dan saat peresmian KEK Mandalika. Kembali pada pertanyaan utama, layakkah menjejak Mandalika dengan kendaraan darat dari Jakarta?
    Sebagian pertanyaan sudah dijawab bahwa kawasan Mandalika memiliki keistimewaan, yakni keindahan pantai, desa adat akan dipadu dengan fasilitas modern yang dapat memuaskan hingga ke wisatawan berkapal pesiar.

   
Akses Transportasi
    Seperti lazimnya kawasan wisata, akses transportasi adalah satu yang utama, baik melalui darat, laut dan udara. Seperti halnya Bali, wisatawan pengguna angkutan darat sudah tak terbilang banyaknya.

         Pada setiap musim libur, bertebaran plat mobil B, F, D, L dan lainnya dari pulau Jawa, bahkan, tidak sedikit dari kawasan Sumatera, seperti BK, BL, BH dan lainnya. Kondisi yang sama juga sudah terjadi di Lombok, hanya saja dalam jumlah yang berbeda.

         Dari segi biaya, jika Jakarta-Lombok Mandalika, maka dibutuhkan Rp5 juta hingga Rp7 juta pulang pergi. Kisaran itu tergantung pada jenis kendaraan yang digunakan.

         Sekilas, terkesan mahal, tetapi jika membawa keluarga dengan anggota lima atu enam orang berikut sopir, maka harga itu terasa murah, terutama di kala musim libur dengan harga tiket pesawat yang selalu selangit.

         Di sisi lain, bagi mereka yang sudah terbiasa berjalan darat bersama, akan terasa jauh berbeda. Lebih banyak waktu untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga, memupuk gotong royong, pengertian dan peluang membangun karakter bersama di sepanjang perjalanan. Momen yang tak bisa dinilai dengan uang dan materi lainnya.

         Permasalahan lainnya, apakah fasilitas angkutan sudah memadai dan nyaman untuk turis lokal dan mancanegara.

         Harus diakui, kualitas jalan semakin membaik. Jika jalan tol trans Jawa selesai, perjalanan akan lebih singkat dan mudah.

         Pemerintah merencanakan Merak hingga Probolinggo, Jawa Timur, akan terhubung pada 2019. Sisanya, Probolinggo hingga Banyuwangi sepanjang 170,36 kilometer akan digarap pada pertengahan 2018.

         Jika, Banten dan Banyuwangi terhubung jalan tol maka perjalanan akan semakin singkat dan nyaman. Saat ini harus diakui lama tempuh Jakarta hingga Ketapang, Banyuwangi, sangat tergantung dengan kondisi jalan non tol di kawasan pantai utara (Pantura).

         Keluar masuk mobil yang parkir, baik pagi saat anak berangkat sekolah, berangkat kerja, siang kala jam istirahat makan, sore kala warga beraktivitas, hingga malam kala maghrib dan isya, dapat mempengaruhi kelancaran lalu lintas.

         Belum lagi, lampu pengatur lalu lintas di banyak titik di wilayah perkotaan, seperti di Tegal, Pekalongan dan seterusnya yang berpotensi besar memperpanjang alur kemacetan.

         Sementara kondisi jalan di Bali dan Lombok sudah memadai. Terutama dari Lembar ke kawasan Kuta Mandalika.

   
Butuh Jembatan
    Di sisi lain, kemudahan lalu lintas itu akan meningkatkan volume kendaraan ke Bali dan Lombok dari Jawa yang berpenduduk sekitar 150 juta jiwa.

         Artinya, sudah saatnya pemerintah membangun jembatan untuk menghubungkan Jawa dan Bali. Dari segi konstruksi, mungkin tidak terlalu rumit, begitu juga dari segi biaya.

         Begitu juga jembatan untuk menghubungkan Bali dan Lombok. Dari segi konstruksi dan biaya, relatif lebih rumit dan butuh dana besar karena jarak keduanya dipisahkan oleh selat Lombok dengan titik tersempit terletak di bagian selatan, dengan lebar hanya 18 km, dan titik terlebar di bagian utara sepanjang 40 km.

         Terlebih lagi jika menggunakan Pulau Nusa Penida sebagai penghubung sehingga bentang jembatan bisa dipersempit di bidang selatan, jika dibandingkan dengan jarak di bagian utara.

         Saat ini, hal yang maksimal bisa dilakukan adalah mempersingkat masa tunggu di Pelabuhan Padang Bai, Bali dan di Lembar, Lombok. Pengendara membuang waktu hingga dua jam untuk proses masuk ke feri dan menanti keberangkatan. Sementara lama tempuh feri bisa empat jam. Enam jam untuk proses penyeberangan saja.

         Terkesan, petugas memaksimalkan ruang feri dengan mengatur mobil, bus, truk dan sepeda motor sedemikian rupa. Dampaknya, jarak satu kenderaan dengan yang lain sangat mepet sehingga keluar masuk kendaraan menjadi "siksaan" tersendiri.

         Yang sudah pasti tersiksa, kendaraan pribadi yang harus maklum jika tergores ketika penumpang berebut masuk mobil menjelang feri berlabuh. Harga tiket senilai Rp917.000 menjadi semakin menyesakkan jika harus ditambah biaya poles empat bidang di mobil yang lecet.

         Apapun, bagi keluarga, petualang dan keluarga yang suka berpetualang untuk membangun kebersamaan, menjejak Mandalika melalui Jakarta atau dari kota-kota lain di Jawa dan Sumatera, tetaplah sesuatu. Kuta Mandalika terlalu cantik untuk dilewatkan. (*)